KETIK, SIDOARJO – Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sidoarjo M. Iskak mengatakan yakin partisipasi pemilih Sidoarjo dalam Pemilu 2024 mencapai minimal 82 persen dari target 85 persen. Target nasional mencapai 77 persen. Pelayanan kepada pemilih menjadi salah satu kunci.
”KPU ini lembaga pelayanan. Tugas kami memberikan pelayanan yang setara,” kata M. Iskak saat berbicara dalam sosialisasi pengawasan pemilu yang diadakan Bawaslu Sidoarjo untuk mendorong partisipasi pengawasan pemilu berbasis Gender Equality and Social Inclusion (GESI) pada Rabu (8/11/2023).
KPU Sidoarjo memberikan pelayanan yang baik kepada peserta pemilu, pemilih, dan berbagai pihak yang terlibat dalam pemilu. Di antaranya, para pemilih perempuan dan penyandang disabilitas.
Data KPU Sidoarjo menyebutkan, jumlah pemilih Sidoarjo dalam Pemilu 2024 mendatang mencapai 1.461.542 orang. Data yang tercatat dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) itu juga menyebutkan, jumlah pemilih disabilitas mencapai 5.203 orang.
KPU Sidoarjo akan menjamin penyandang disabilitas tidak mengalami kesulitan saat menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu 2024. Akses lokasi tempat pemungutan suara (TPS), misalnya. Lokasi TPS harus rata. Tidak boleh berundak-undak.
Begitu pula kotak suara. Kotak tempat suara setelah pencoblosan tidak boleh terlalu tinggi agar mudah dijangkau oleh penyandang disabilitas. Tanpa perlu dibantu. Barulah jika memang belum terjangkau juga meski sudah rendah, ada petugas yang membantu. Di TPS pun ada alat braille untuk tunanetra.
Tidak hanya ketika pemilihan. Saat ini pun, kata Iskak, gedung kantor KPU dimudahkan untuk diakses penyandang disabilitas. Akses masuk sudah disediakan. Tinggal ruang aula yang belum disiapi akses. Tapi, di lantai dasar telah disiapkan tempat khusus yang nyaman.
”Rekan-rekan penyandang disabilitas bisa menempatinya dengan enak kalau ke kantor KPU Sidoarjo,” tambah Iskak kepada peserta yang diundang Bawaslu Sidoarjo.
Bagaimana halnya dengan pemilih perempuan?
KPU Sidoarjo, lanjut Iskak, mencatat jumlah pemilih perempuan di Sidoarjo mencapai sekitar 740 ribu. Lebih banyak daripada jumlah pemilih laki-laki, yaitu sekitar 720 ribu.
Nah, pemilih perempuan ini perlu terus disemangati agar berperan semakin besar dalam pemilu. Kalau saja perempuan kompak, segala posisi akan bisa dipegang dan diduduki perempuan. Misalnya, bupati, gubernur, atau ketua DPRD. Bisa perempuan semua. Itu akan terwujud bila semua pemilih perempuan memilih calon perempuan.
”Apa pun bisa jika perempuan maksimal dalam pemilu,” tambah ketua KPU Sidoarjo selama dua periode tersebut di depan komisioner Bawaslu Sidoarjo dan hadirin.
Sebagai lembaga pelayanan, tegas Iskak, KPU Sidoarjo juga mewujudkan pelayanan berdasar kesetaraan gender. Calon-calon legislatif yang mendaftar ke lembaga adhoc diberi kesempatan yang sama. Asal, semua memenuhi persyaratan
Contohnya di Desa Entalsewu, ada anggota panitia pemungutan suara (PPS) teman-teman disabilitas. Laki-laki maupun perempuan yang daftar diloloskan.
”Kita tidak pernah bedakan. Asal memenuhi syarat kami akan terima," ucapnya.
Untuk berbagai kegiatan sosialisasi, KPU Sidoarjo selalu mengutamakan dua segmen. Yaitu, sosialisasi kepada perempuan dan penyandang disabilitas. Pembelajaran politik diutamakan kepada dua segmen tersebut. Barulah setelah itu, pemilih pemula, pemilih muda, dan seterusnya.
Sosialisasi dilakukan kepada organisasi-organisasi perempuan, komunitas penyandang disabilitas, dan tentu saja sosialisasi ke berbagai segmen lewat pemanfaatan teknologi. Termasuk, ada sosialisasi berbasis keluarga.
”Terima kasih kami juga dapat masukan untuk sosialisasi surat suara untuk tunanetra,” tambah Iskak. (*)
