KETIK, MALANG – PT HM Sampoerna Tbk menyerahkan 10 sumur injeksi kepada warga di Kelurahan Purwantoro, Kota Malang. Penyerahan tersebut untuk meningkatkan kesadaran warga dalam mengurangi risiko banjir.
Imron Hamzah selaku Head of Sustainability PT HM Sampoerna Tbk menjelaskan warga harus mengetahui pentingnya konservasi air. Selain itu, ini juga untuk memperbaiki manajemen air dari hulu ke hilir. Penyerahan 10 sumur injeksi dilakukan pada Kamis (8/8/2024).
“Kami berharap dengan adanya sumur injeksi ini, yang spesifik diimplementasikan di Purwantoro, dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pengelolaan air yang lebih baik," ujar Imron.
Pihaknya juga akan memastikan keberlanjutan dari sumur injeksi tersebut. Ia berharap bantuan yang diberikan mampu memberikan manfaat bagi masyarakat.
"Sumur injeksi ini bisa dijaga dan terpelihara dengan baik, karena salah satu yang kami lakukan bukan hanya investasi membuat sumur. Kita juga pastikan bahwa ketergunaan sumur itu bisa efektif dan termonitor dari waktu ke waktu," tandasnya.
Kelurahan Purwantoro khususnya wilayah Glintung sendiri sudah dihadapkan dengan persoalan banjir sejak tahun 90an. Kondisi tersebut disebabkan oleh kepadatan bangunan tempat tinggal hingga kesadaran masyarakat.
Namun, masalah tersebut perlahan dapat teratasi dalam 10 tahun terakhir. Lurah Purwantoro, Dwi Cahyono menjelaskan telah mengusulkan sumur injeksi sejak Mei 2024 lalu.
"Kami waktu itu usul pada bulan Mei, namun nyatanya pada bulan Juli pertengahan sudah realisasi. Saya harap keberadaan sumur injeksi ini bisa terus bermanfaat bagi warga dan semoga selanjutnya di seluruh wilayah Pedukuhan Glintung bisa memiliki sumur injeksi," ucapnya.
Sementara itu Kepala DPUPRPKP Kota Malang, Dandung Djulharjanto menjelaskan melalui sumur injeksi, ekosistem pengambilan air bawah tanah dapat semakin seimbang.
"Kalau air tanah diambil terus menerus kemudian kondisi di bawah tanah sudah stagnan dan mungkin tanah di dalam itu tergerus dikhawatirkan ada patahan di dalam (tanah), ini akan menjadi masalah baru. Maka sumur injeksi ini harus sama-sama kita jaga," jelasnya.
Terdapat 35 Daerah Aliran Drainase (DAD) di Kota Malang yang penanganannya harus terintegrasi antar wilayah. Terlebih sifat air tidak menetap di satu tempat, sehingga potensi banjir mampu membawa dampak bagi daerah lain.
"Penanganan drainase di satu daerah harus sama dan terintegrasi dengan daerah yang lain. Sifat air itu tidak menetap di satu rempat, bisa jadi sumber air di tempat lain tapi yang dapat bencana di tempat lainnya bukan pada lokasi asal air itu," tambah Dandung. (*)