KETIK, BATU – Pertemuan 2nd ASEAN Village Network Meeting resmi digelar di Singhasari Resort & Convention, Kota Batu, Kamis, 29 Agustus 2024. Kegiatan ini dibuka Sekdaprov Jawa Timur, Bobby Sumiarsono.
Pertemuan tersebut mengusung tema "Workshop on Optimizing Digital/Smart Village in Revitalizing Village Economy and ASEAN Knowledge Sharing on Village Tourism Development".
Acara ini menjadi bagian dari agenda Senior Official Meeting on Rural Development and Poverty Eradication (somrdpe) Indonesia dihadiri perwakilan desa-desa dari seluruh ASEAN.
Pj. Sekdaprov Jawa Timur, Bobby Sumiarsono, mengungkapkan, suatu kehormatan Jawa Timur menjadi tuan rumah pertemuan bergengsi ini. Status kemajuan dan kemandirian desa di Jawa Timur telah mencapai peringkat pertama di Indonesia dengan total 4.019 desa mandiri.
"Dengan adanya kegiatan ini, ada beberapa peluang yang bisa ditangkap oleh Pemerintah Jawa Timur, terutama dalam upaya pengentasan kemiskinan melalui adopsi multi pemangku kepentingan, membangun jejaring, dan berbagi pengalaman serta informasi kebijakan strategis," ujarnya dalam keterangan tertulis.
Bobby menambahkan, acara ini bisa menjadi kesempatan untuk mempromosikan produk-produk lokal kepada khalayak internasional, sekaligus menantang Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk menerapkan tiga fokus utama.
Rincian tiga fokus utama yaitu Desa Wisata, Desa Digital, dan Desa One Village One Product (OVOP) dalam mewujudkan desa mandiri yang berkelanjutan.
Dirjen Pembangunan Desa dan Pedesaan, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia, Sugito S.Sos, MH, yang juga merupakan Chair of SOMRDPE Indonesia, menyampaikan terima kasih atas kehadiran dan partisipasi seluruh delegasi.
Ia berharap pertemuan ini tidak hanya mempererat, tetapi juga menguatkan komitmen bersama untuk mengembangkan desa-desa di kawasan ASEAN.
Sugito menjelaskan bahwa pertemuan 2nd ASEAN Village Network Meeting ini bertujuan untuk merumuskan Village Specific Action Plan untuk periode 2024-2026.
"Dokumen ini mendukung keberlanjutan dan kemanfaatan platform kerja sama dan kolaborasi ASEAN Village Network dalam peningkatan pembangunan desa dan pengentasan kemiskinan di ASEAN," ungkapnya.
Pertemuan ini nantinya juga akan diisi dengan kunjungan desa pada 30-31 Agustus 2024, ke Desa Pujon Kidul di Kabupaten Malang dan Desa Tulungrejo di Kota Batu, serta menghadiri pentas seni budaya di Kanjuruhan Culture Carnival di Kepanjen.
"Kunjungan ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi desa-desa di ASEAN untuk maju bersama dalam membangun desa yang tidak hanya maju secara ekonomi, tetapi juga lestari dan harmonis dengan alam," tambah Sugito.
Sementara itu, Lewis Wong, Deputy Director International Relations Division Strategy, International and Research Directorate Ministry of Social and Family Development, mewakili Chair SOMRDPE, menyampaikan apresiasinya kepada Indonesia sebagai tuan rumah.
Meskipun Singapura tidak lagi memiliki desa, ia menekankan pentingnya semangat kebersamaan dan komunitas dalam pengentasan kemiskinan.
Sedangkan Rodora Turalde Babaran, Director Human Development, ASEAN Socio-Cultural Community Department, ASEAN Secretariat, mewakili DSG ASCC (Deputy Secretary-General of ASEAN for Socio-Cultural Community), menyoroti peran penting komunitas pedesaan dalam transformasi yang substansial.
Ia berharap ASEAN dapat menjadi forum pembelajaran dan kolaborasi yang memungkinkan pemimpin-pemimpin akar rumput untuk berbagi praktik terbaik dan mempromosikan pembangunan komunitas yang inovatif, berkelanjutan, dan mandiri.
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Abdul Halim Iskandar, yang membuka acara, menegaskan bahwa upaya membangun jejaring antar desa di Indonesia harus dilanjutkan dengan membangun jejaring desa di ASEAN.
Ia berharap ASEAN Village Network Meeting yang kedua ini dapat merancang kerangka kerja dan rencana aksi yang lebih tertata untuk sinergi antar desa di Indonesia dan ASEAN. "Pemerintah RI menggunakan dana desa untuk pertumbuhan ekonomi dan pengembangan SDM desa," jelasnya.
Dengan diadakannya pertemuan ini, diharapkan bakal tercipta kerja sama yang lebih erat antar desa-desa di ASEAN dalam menghadapi tantangan pembangunan desa dan pengentasan kemiskinan secara berkelanjutan. (*)