KETIK, SURABAYA – KONI Jatim memanggil cabang olahraga (Cabor) yang sudah menggelar Pra-PON atau Babak Kualifikasi PON 2024. Hal ini dilakukan untuk memantau kekuatan atlet dari daerah lain menjelang PON Aceh.
“Hasil Pra-PON itu kami akan melakukan evaluasi terhadap akurasi target, mana saja yang meleset, dan yang tidak, mana yang diperhitungkan tapi justru tidak tepat sasaran, dan yang tidak diperhitungkan justru menang. Termasuk juga bagaimana kekuatan atlet dari daerah lain,” kata Ketua Umum KONI Jatim M. Nabil, Minggu (6/8/2023).
Meskipun saat ini KONI Jatim juga konsentrasi dalam penyelenggaraan Porprov VIII/2023, tapi Bapel Puslatda Jatim juga tetap memantau dengan ketat atlet-atlet Jatim yang menjalani BK PON.
Dari data yang sudah masuk ke Bapel Puslatda KONI Jatim, ada 19 cabor yang telah menyelesaikan Pra-PON atau BK PON. Dari total tersebut, ada tiga cabor yang tampil sebagai juara umum. Cabor-cabor tersebut adalah selam yang meraih 10 medali emas 7 perak dan 4 perunggu.
Sementara dua cabor lain adalah binaraga dengan 2 medali emas, 2 perak dan loncat indah dengan 6 medali emas, 5 perak, 4 perunggu.
Hasil positif lainnya diraih cabor angkat besi, di mana mereka tampil sebagai runner-up dengan 3 emas, 2 perak dan 2 perunggu. Angkat besi Jatim hanya kalah dari Jabar yang mengoleksi 5 medali emas, 3 perak dan 5 perunggu.
Namun ada juga cabor yang sudah pasti tidak berangkat ke PON XXI/2024 Aceh-Sumut karena tidak lolos BK PON seperti cabor Gateball.
Pada evaluasi hasil BK PON nanti, KONI Jatim berharap bisa membedah lebih rinci terkait hasil Pra-PON, sehingga diharapkan benar-benar akurat dan mengetahui siapa yang akan dipertahankan di Puslatda atau terdegradasi, selain itu juga bisa diketahui daerah mana yang menjadi pesaing di setiap cabor.
“Saat ini kita harus mulai membedah dan mengalkulasi potensi dengan akurat. Artinya, kita sudah harus sudah mendapat penjelasan cabor apa, nomornya apa saja, dan namanya siapa. Supaya kita sudah mendapat gambaran pasti dan akurat mengenai kekuatan dan potensi kita di PON XXI/2024 mendatang,” papar Nabil.
Dari evaluasi itu pula, Nabil ingin mendapat gambaran yang lebih jelas mengenai kekuatan setiap cabor secara detail agar tak salah perhitungan saat PON nanti. “Kita harus lebih ketat menyeleksi siapa saja yang layak masuk Puslatda. Karena kita harus mempertanggung jawabkan program ini nantinya,” ujar Nabil.
Seperti sebelumnya, pada Pra-PON kali ini, peta kekuatan, masih berporos pada tiga kekuatan daerah, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Timur. Maklum, persaingan di tiga besar pada setiap kejuaraan tingkat nasional seperti Pra-PON dan PON masih menjadi milik ketiga daerah ini.
“Kita tidak mau asal dalam menjalankan Puslatda. Kita harus benar-benar berhitung, supaya hasil di PON 2024 nanti maksimal,” tutup Nabil. (*)