KETIK, BANDUNG – Bupati Bandung Dadang Supriatna dikenal begitu perhatian ke kalangan ulama. Sebagai seorang umara (pemimpin), Dadang Supriatna menyadari, antara ulama dan umara saling menguatkan dan menjadi dua pilar penting yang menentukan kehidupan bernegara, demi keberlangsungan hajat hidup umat.
Ada satu kisah yang menarik disimak, kenapa Bupati Bandung memperhatikan nasib para ulama, termasuk di dalamnya guru ngaji, ustaz/ustazah, takmir, marbot. Kisah ini dituturkannya saat pelantikan Pengurus Dewan Pimpinan Cabang Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (DPC FKDT) Kabupaten Bandung, Masa Khidmat 2023-2028 di Grand Sunshine Soreang, Sabtu (27/4/2024).
"Saya sudah menganggarkan Rp 109 miliar untuk 17.000 guru ngaji setiap tahunnya, dan baru terealisasi 15.800 guru ngaji lebih," kata bupati dalam sambutannya.
Bupati Dadang Supriatna mengisahkan, kenapa program guru ngaji ini digulirkan. Berawal dari pengalaman Kang DS, sapaan Dadang Supriatna, saat dulu masih menjabat Kepala Desa Tegalluar Kecamatan Bojongsoang Kabupaten Bandung dua periode, 1998-2006 dan 2006-2012.
Sebagai kepala desa waktu itu, ia memiliki keterbatasan anggaran, sehingga harus mencari anggaran sendiri untuk memberikan perhatian kepada para guru ngaji.
Kang DS mengisahkan pengalamannya saat menjadi kepala desa kedatangan istri seorang ustaz, yang menginformasikan ustaz atau guru ngaji itu sakit dan tidak punya biaya untuk berobat. Dengan inisiatifnya sendiri, Kang DS pun membawa ustaz itu berobat ke rumah sakit.
Sampai kahirnya ustaz itu sudah sembuh, Kang DS pun sempat memberikan jaminan kepada pihak rumah sakit dengan menjaminkan KTP dirinya, agar ustaz itu bisa pulang dari rumah sakit.
"Saat abdi nuju nyupiran, terbersit di pikiran saya, Ya Allah, lamun hiji waktu abdi dikersakeun dibere amanah jadi Bupati, maka lain ngan saukur ustaz sadesa, tapi sa kabupaten anu bakal diperhatikeun ku abdi," kenangnya.
(Saat saya sedang nyetir, terbersit di pikiran saya, Ya Allah,kalau suatu saat saya ditakdirkan untuk mengemban amanah untuk menjadi bupati, maka bukan hanya ustaz se-Desa Tegalluar saja, tapi ustaz sekabupaten akan saya perhatikan).
Sebelumnya di masa kampanye Pilkada Kabupaten Bandung 2020 pun, Kang DS mengutarakan cita-cita ingin jadi Bupati, salah satunya yaitu ingin memuliakan ulama. Yaitu dengan cara memberikan insentif.
"Begitu sudah dilantik menjadi Bupati Bandung, saya mencari anggaran Rp 109 miliar untuk memberikan insentif kepada para guru ngaji tersebut," ungkapnya.
Ia mengungkapkan pengalamannya harus mengadakan uang sebesar Rp 109 miliar, di saat kondisi Kabupaten Bandung pandemi Covid-19. Tetapi usahanya itu, Kang DS merasa yakin akan mendapatkan kemudahan dari Allah SWT.
Hikmah dari memuliakan ulama itu, diakuinya, PAD Kabupaten Bandung dari Rp 969 miliar naik jadi Rp 1,3 triliun. APBD Kabupaten Bandung yang awalnya Rp 4,6 triliun naik menjadi Rp 7,4 triliun. "Ini buktinya," tandas Kang DS.
Disisi lain, ia mengatakan kewajiban orang tua itu mendidik anak-anaknya. Saat launching program guru ngaji itu, Kang DS atas nama para orang tua di Kabupaten Bandung menitipkan kepada para ustaz untuk mengajar ngaji anak-anak tersebut.
"Para guru ngaji itu diberikan insentif setiap bulannya sebesar Rp 350.000 melalui rekening masing-masing. Ditambah empat kartu BPJS Kesehatan pada setiap guru ngaji itu, untuk istri dan kedua anaknya. Dengan memiliki kartu BPJS Kesehatan itu, di saat berobat ke rumah sakit gratis tanpa dipungut sepeser pun," kata dia.
Kemudian, imbuhnya, manfaat dari BPJS Ketenagakerjaan, di saat meninggal dunia, ahli warisnya mendapatkan santunan Rp 42 juta. Apabila keanggotannya sudah tiga tahun, ahli warisnya plus mendapatkan beasiswa Rp 174 juta.
Kang DS pun menyatakan bahwa program-programnya yang berpihak kepada ulama akan dilanjutkan. Karena itu Bupati Bandung Dadang Supriatna berharap, dengan terselenggaranya pelantikan pengurus DPC FKDT Kabupaten Bandung ini dijadikan suatu wahana untuk terus melakukan ikhtiar dan langkah-langkah dalam upaya membentuk anak-anak kita berkarakter dan berakhlakul karimah.
Salah satu program untuk membentuk anak-anak kita berkarakter dan berakhlakul karimah yang didalamnya ada peran DPC FKDT Kabupaten Bandung, dibuktikan dengan program tiga muatan lokal yang sudah diluncurkan setelah dirinya dilantik pada 26 April 2021 silam.
"Pertama, Pendidikan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Kedua, pendidikan budaya Sunda atau bahasa Sunda. Ketiga, dari mulai para siswa TK, SD dan SMP diwajibkan mengaji dan menghafal alquran," urai Bupati Bandung. (*)