KETIK, SURABAYA – OJK Provinsi Jawa Timur mencatat per September 2024 perkembangan Industri Jasa Keuangan di Wilayah Jawa Timur menunjukkan pertumbuhan yang solid. penghimpunan dana pihak ketiga dan penyaluran kredit tumbuh yoy masing- masing sebesar Rp45,2 triliun (6,10%) dan Rp42,7 triliun (7,66%).
"Risiko kredit terkendali dengan rasio NPL sebesar 3,04 persen Rasio permodalan terjaga dengan rasio CAR sebesar 30,27 persen," jelas Kepala OJK Provinsi Jawa Timur, Yunita Linda Sari, Rabu 6 November 2024.
Hingga saat ini tercatat terdapat 53 perusahaan Jawa Timur yang telah go public dengan total dana terhimpun mencapai Rp13,74 Triliun. Hal ini menunjukkan Industri Pasar Modal di Jawa Timur tengah tumbuh dengan meningkatnya jumlah emiten.
Terkait dengan security crowd funding, jumlah penerbit menunjukkan tren peningkatan dengan jumlah Penerbit mencapai 35 pihak per September 2024 dengan total penghimpunan dana sebesar Rp46,82 Miliar. "Angka ini menunjukkan kenaikan sebesar 35,06 persen yoy," tambahnya.
Tidak ketinggalan Industri pembiayaan juga mengalami pertumbuhan, total pembiayaan per Agustus 2024 meningkat 10,51% (yoy) menjadi sebesar Rp46,15 Triliun dengan NPF gross yang masih terkendali yaitu sebesar 3,02%. Outstanding pembiayaan fintech per Agustus 2024 tercatat sebesar Rp9,15 Triliun atau tumbuh 41,95% (yoy).
"Demikian pula dengan pembiayaan oleh pegadaian swasta yang meningkat 27,01% yoy menjadi sebesar Rp9,64 Triliun," paparnya.
Pada tahun 2024 OJK juga menginisiasi Program Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (Gencarkan) yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan secara masif dan merata di seluruh Indonesia.
"Sesuai dengan Tema Gencarkan Tahun 2024 adalah “Masyarakat Cerdas Keuangan Menuju Indonesia Emas”. Untuk meningkatkan literasi dan inklusi," pungkasnya.(*)