KETIK, SUMENEP – Ada hal menarik dalam lebaran Idul Fitri di Dusun Trebung, Desa Lenteng Barat, Kabupaten Sumenep. Di dusun ini ada sebuah Musalla yang rutin menggelar pelaksanaan Sholat Idul Fitri dalam setiap tahunnya.
Bahkan bukan hanya Sholat Idul Fitri melainkan juga berlaku pada Sholat Idul Adha. Ini juga berlangsung sudah sekian lama. Masyarakat di sekitar Musalla ini memang sangat kompak dan cinta setia untuk tetap melaksanakan Sholat Hari Raya di tempat tersebut.
Sungguh luar biasa dan mengundang inspirasi. Pada salat Idul Fitri tadi pagi, Rabu (10/4/2024) bertindak sebagai Imam dan Khotib adalah KH. Abu Tamam, S. PdI yang pernah menimba ilmu di Tanah Suci Mekkah Al-Mukarromah.
Sedangkan yang berperan sebagai Bilal pada shalat Idul Fitri tadi adalah Ustadz Mudehli alumni Pondok Pesantren Annuqoyah Guluk-Guluk Sumenep.
Ustad Mudehli saat menjadi Bilal. (Foto: Ach Suni/Ketik.co.id)
Dalam khotbahnya, KH. Abu Tamam menyampaikan urgennya menambahkan puasa lagi pada bulan Syawal. Karena menurutnya barangsiapa yang berpuasa Ramadan lalu ditambah dengan puasa Sunnah Syawal selama enam hari pahalanya sungguh sangat besar sekali.
“Sungguh sangat hebat dan mulia jika kita mampu menambah puasa Sunnah enam hari di bulan Syawal. Maka dari itu mari kita jangan segan-segan untuk berpuasa Sunnah tersebut," begitu pesan dan ajakan KH. Abu Tamam pada semua jemaah yang hadir.
Di sisi lain, Kiai Abu Tamam juga menyampaikan pesan bahwa pasca Hari Raya Idul Fitri kita harus kembali ke fitrah (suci). Mari kita bersama-sama untuk selalu menyucikan hati kita. Dimanapun dan kapan pun hati kita perlu dijaga dan dirawat agar tetap suci.
"Jangan sampai hati terkotori oleh sifat-sifat yang tidak terpuji semisal iri, dengki, hasud, buruk sangka, dendam dan semacamnya," katanya.
Karena menurut Kiai Haji Abu, demikian ia biasa disapa oleh jemaah dan masyarakat, sifat-sifat yang tidak terpuji tersebut selain memang dilarang dalam ajaran Islam juga sifat-sifat tersebut dapat mengundang berbagai penyakit dalam diri kita.(*)