KETIK, BANDUNG – Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengukuhkan Ketua Umum Persatuan Istri Tentara (Persit) Kartika Chandra Kirana (KCK) Rahma Dudung Abdurachman menjadi Bunda Asuh Anak Stunting di Markas Komando Daerah Militer (Makodam) III/Siliwangi, Jalan Aceh, Kota Bandung,Kamis (14/9/2023) malam.
Hasto juga menyerahkan penghargaan khusus kepada Persit KCK atas peran aktifnya dalam upaya percepatan penurunan stunting di Indonesia. Ia pun menyampaikan apresiasi tinggi atas kiprah Persit KCK dalam membantu pemerintah untuk mempercepat penurunan prevalensi stunting di Indonesia.
Upaya konkret tersebut salah satunya dengan menjadikan sekitar 600 pos pelayanan terpadu (Posyandu) Persit KCK sebagai pusat rujukan bagi sekitar 6.000 posyandu di luar Persit KCK.
Hasto berharap dengan pengukuhan Ketua Umum Persit KCK Bunda Asuh Anak Stunting, maka upaya percepatan penurunan stunting di lingkungan keluarga besar TNI Angkatan Darat semakin massif dan berkembang.
“Ini bukan hanya pengukuhan, melainkan juga pemberian penghargaan dari BKKBN kepada Ketua Umum Persit KCK yang telah berjasa besar dalam upaya percepatan penurunan stunting. Kami berharap posyandu milik Persit KCK mampu menjadi sister posyandu bagi posyandu umum di luar Persit yang jumlahnya sangat banyak,” ungkap Hasto.
Melalui keterlibatan Persit KCK, Hasto optimistis target penurunan stunting bakal tercapai lebih cepat. Apalagi, Persit KCK telah menerapkan teknologi informasi dalam tata kelola dalam penanganan stunting melalui aplikasi e-Stuntad dan e-Posyandu yang diluncurkan KSAD awal September 2023.
“Saat ini prevalensi stunting kita masih 20,6 persen. Itu data hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 lalu. Bulan ini sedang berjalan pendataan SSGI 2023. Kami menargetkan angka prevalensi stunting bisa turun menjadi 18 persen pada tahun ini dan turun lagi menjadi 14 persen pada 2024 mendatang. Angka 14 persen ini merupakan target yang telah ditetapkan pemerintah dalam RPJMN 2019-2024,” papar Hasto.
“Kami berharap pengukuhan Bunda Asuh Anak Stunting bisa diteruskan di tingkat Kodam, Kodim, Koramil, hingga Babinsa. Bahkan, kami berharap posyandu Persit menjadi bunda bagi posyandu lain di tengah masyarakat,” imbuhnya.
Di bagian lain, Hasto secara khusus mengapresiasi aplikasi e-Stuntad dan e-Posyandu yang digagas Mabes TNI AD. Menurutnya, aplikasi ini untuk memudahkan prajurit TNI AD dan keluarganya, serta masyarakat Indonesia pada umumnya, dalam mengakses layanan kesehatan. Inisiatif ini juga dimaksudkan untuk terus menurunkan angka stunting.
Lewat aplikasi cerdas e-Stuntad, siapa pun dapat mendeteksi dengan mudah wilayah-wilayah dengan angka stunting masih terbilang tinggi. Data tersebut diperoleh dari laporan para babinsa yang mendata langsung kondisi di lapangan.
Sedangkan aplikasi e-Posyandu merupakan aplikasi berbasis data pemantauan terkait informasi kondisi kesehatan ibu hamil dan balita, serta laporan tumbuh kembang balita yang dapat dilakukan secara real time dan interaktif.
Selain itu, aplikasi ini juga mampu menyediakan data lokasi posyandu terdekat di wilayah tempat tinggal masyarakat yang mengakses aplikasi ini. (*)