KETIK, SURABAYA – Lilik Aldjufri selaku ketua RW 04 Kelurahan Menur Pumpungan Surabaya mengaku sempat kecewa dengan pernyataan Wakil Wali Kota Surabaya, Armuji saat menengahi perseteruan antara Sekolah Petra dan warga di Tompotika.
Perseteruan tersebut terjadi lantaran tidak ada kesepakatan iuran keamanan antara pengurus RW setempat dengan Sekolah Petra. Kedua belah pihak berseteru mengenai kenaikan iuran bulanan untuk keamanan perumahan yang semula Rp32 juta naik menjadi Rp35 juta per bulan.
"Saya kemarin itu agak kecewa sama Cak Armuji. Saya kan ngomong iuran udah selesai enggak usah dipermasalahkan. Saya cuma minta aman, tidak macet dan bebas polusi," jelas Lilik kepada Ketik.co.id, Senin (5/8/2024).
"Tapi Cak Armuji bilang jadi kalau iuran dibayar lancar tidak macet? Dan ini itu fasum. Iya saya tau fasum tapi kan kita keamanannya swadaya," imbuhnya.
Lebih lanjut, terkait perseteruan yang saat ini masih berlanjut, pihak RW sendiri sudah mengambil keputusan untuk tidak menerima lagi bentuk pemberian apapun dari Sekolah Petra. Lantaran pihak RW yang terdiri dari RW 4, RW 5, RW 7 mengaku sudah lelah dengan perselisihan yang terjadi dan sudah viral di media sosial.
"Kami sekarang sudah mengambil keputusan tidak akan menerima lagi pemberian dari Petra. Kami sudah lelah berselisih, kami hanya ingin ketenangan dan tidak macet," pungkasnya.
Sebagai informasi, perselisihan antara Sekolah Petra dan warga kawasan perumahan Tompotika dipicu karena iuran yang tidak sesuai. Sekolah Petra keberatan dengan kenaikan iuran keamanan dari semula Rp32 juta menjadi Rp35 juta.
Sementara itu pihak masyarakat berdalih jika kenaikan iuran tersebut digunakan untuk menaikkan gaji para satpam yang berjumlah 40 orang, karena selama 5 tahun tidak mengalami kenaikan.(*)
