KETIK, JAKARTA – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bertahan sebagai pemenang di pemilu putaran pertama, Minggu (14/5/2023). Kemenangan Erdogan tak disangka-sangka, tidak sesuai dengan perkiraan lembaga survei yang memprediksi kandidat oposisi yang menang.
Sebelumnya, jajak pendapat dari berbagai perusahaan selama berminggu-minggu menunjukkan Kemal Kilicdaroglu di depan Erdogan. Ini menguat dengan hipotesis bahwa Erdogan memang dilemahkan akibat inflasi yang melonjak dan krisis biaya hidup.
Salah satu perusahaan jajak pendapat, MAK, dalam survei yang diterbitkan pada 7 Mei menunjukkan Kilicdaroglu menang 50,9% dalam pemilihan presiden. Ini cukup untuk mengamankan kemenangan di putaran pertama.
Namun hasil hari Minggu sebaliknya, dengan Erdogan memenangkan 49,5% suara. Kilicdaroglu dibawahnya dengan 44,96% suara.
Hasil ini memang belum final. Dengan tak satu pun dari kandidat yang mendapatkan lebih dari 50%, pemungutan suara akan lanjut di putaran kedua, 28 Mei.
Ketua MAK Mehmet Ali Kulat mengakui perbedaan hasil ini. Ia "menyalahkan" survei yang dipersulit oleh faktor-faktor termasuk gempa besar yang melanda Turki pada Februari.
"(Namun) Kami, sebagai perusahaan riset, seharusnya tidak mencari alasan," tambahnya, dikutip Reuters Sabtu (20/5/2023).
Yang mengejutkan lagi, Aliansi Rakyat Erdogan termasuk Partai AK yang berakar Islam dan mitra nasionalisnya, juga akan memenangkan mayoritas di parlemen baru dengan 321 dari 600 kursi. Ini diartikan sebagai peningkatan peluangnya dalam putaran kedua presiden.
Sementara itu, kepala strategi pasar negara berkembang di SEB, Erik Meyersson, mengatakan jajak pendapat di Turki- seperti di banyak negara lain- sering bisa menyesatkan. Termasuk orang-orang yang tidak jujur tentang siapa yang akan mereka pilih.
"Masing-masing jajak pendapat berbeda dengan bias dan masalah yang berbeda juga akan rata-rata akan menciptakan 'keriuhan' yang tetap tidak mewakili niat memilih," katanya.
Secara mengejutkan partai Erdogan keluar sebagai pemenang di 10 dari 11 provinsi yang dilanda gempa dahsyat di Februari.
Disebutkan, meski warga mengeluhkan lambannya bantuan datang. Namun di saat yang sama, mereka berterima kasih atas bantuan dan pasukan keamanan.
"Memberikan sedikit bukti bahwa masalah tersebut akan mengubah cara orang memilih," tulis media tersebut.
Salah satunya Ibrahim Kadir, yang kehilangan putrinya. Ia mengaku bersyukur dengan layanan pemerintah. "Saya berharap presiden kita menang langsung (di putaran pertama)," ujarnya.(*)