KETIK, JEMBER – Politeknik Negeri Jember (Polije) kembali terpilih menjadi tuan rumah penyelenggara program Wirausaha Merdeka Kampus (WMK) tahun 2024.
Tahun ini merupakan kali ketiga Polije menjadi bagian dari program Mandiri Belajar Kampus Merdeka Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa belajar mengembangkan diri menjadi wirausahawan muda.
“Polije memang representatif dan selalu siap untuk mendapatkan mandat tahunan dalam rangka mengedukasi adik-adik mahasiswa dari perguruan tinggi negeri atau swasta, maupun perguruan tinggi akademik ataupun vokasi,” ungkap Direktur Polije, Saiful Anwar usai resmikan Kick Off WMK 2024 di Gedung Juang pada Senin, 23 September 2024.
Sebanyak 550 peserta WMK 2024 akan ditempa di Polije untuk menjadi wirausaha baru dari generasi Z yang siap menghadapi kompetitifnya dunia usaha dan dunia industri untuk menuju Indonesia emas di tahun 2045.
Tidak hanya menyampaikan materi, para mahasiswa akan mengikuti rangkaian kegiatan selama enam bulan lamanya. Mulai dari bootcamp, mendatangkan pengusaha sukses, business matching, sampai menghadirkan 85 mitra UKM atau industri yang siap berkolaborasi.
Para peserta yang telah melalui skrining dan seleksi ketat akan mengikuti delapan tahapan yang telah didesain sedemikian rupa oleh panitia. Termasuk mendorong mereka kepada industri-industri yang searah dengan kompetensi masing-masing.
“Saat selesai mengikuti kegiatan di akhir Desember, setidaknya mereka punya modal awal baik dalam konsep teori maupun praktik. Kemudian tinggal menerapkan yang juga disinergikan dengan lembaga finance yang melirik potensi mahasiswa,” sambung pria berkacamata itu.
Direktur Polije Saiful Anwar resmi membuka penyelenggaraan program WMK 2024 (Senin, 23 September 2024) (Foto: Fenna/Ketik.co.id)
Sementara, Ketua Tim Program WMK Polije, Dhanang Eka Putra, menyebutkan bahwa peserta tidak hanya diseleksi secara administrasi saja, namun juga dari kesungguhan.
“Kita seleksi ketat dan mengkonfirmasi calon peserta apakah bersedia hadir di Jember. Kami tegas karena ini konsepnya luring (luar jaringan),” kata Dhanang.
Menurutnya, untuk menyiapkan wirausahawan yang berkompeten tidak cukup jika hanya pembelajaran melalui daring. Dinilai lebih efektif bila bertatapan muka langsung.
Meskipun kali ketiga menggelar program WMK, Dhanang memastikan selalu ada inovasi yang diterapkan. Berdasarkan dari evaluasi dari tahun ke tahun.
“Misalnya, dulu ada Mitra Magang, ternyata itu tidak representatif. Kita melihat dari legalitas lengkap, tetapi dari mentor ternyata tidak sungguh-sungguh melatih. Itu kami perbaiki,” sambungnya.
Meskipun tidak genap enam bulan terselenggara, Dhanang memastikan untuk mengejar ketertinggalan. Dia menargetkan pada akhir bulan Desember, para mahasiswa sudah mendapatkan rekognisi atau pengakuan setara 20 SKS.
Diketahui, program WMK Polije tahun 2024 ini diikuti 12 perguruan tinggi se-Indonesia. Diantaranya Politeknik Negeri Jember, Politeknik Negeri Banyuwangi, Universitas Negeri Surabaya, Politeknik Mitra Global, Politeknik Negeri Sriwijaya, Politeknik Pertanian Negeri Kupang.
Kemudian Universitas Dharmawangsa, Universitas Jember, Akademi Komunitas Negeri Pacitan, Politeknik Negeri Malang, Politeknik Negeri Balikpapan, dan Politeknik Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Profesi Indonesia Makassar.(*)