KETIK, MALANG – Di balik keramaian Kayutangan Heritage Kota Malang, masih ada sisi yang terpinggirkan dari pengembangan pariwisata. Wilayah tersebut ialah gang 8 RW 09 Kelurahan Oro-Oro Dowo yang berada di sisi Kayutangan Heritage mulai dari PLN hingga perempatan Rajabali.
Kondisi tersebut mendapat tanggapan dari Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kota Malang, Baihaqi. Menurutnya kunci membangun kampung tematik ialah semangat dari warga setempat.
"Untuk membangun kampung tematik itu, pertama kami harus melihat semangat orang-orang kampung itu sendiri. Itu modal yang paling utama yang harus dikuatkan," ujar Baihaqi, Sabtu (14/10/2023).
Jika semangat warga didorong dengan potensi yang ada di wilayah tersebut, maka akan mempermudah dalam pengembangan pariwisata. Menurut Baihaqi, kedekatan lokasi dengan Kampung Kayutangan Heritage dapat membantu mendompleng pariwisata di sana.
"Orang-orang kampungnya semangat, kemudian punya potensi. Kalau kita bicara pariwisata kan harus ada akses, harus ada yang dilihat. Nanti kami pastikan kalau benar punya potensi untuk dikembangkan, apalagi berdekatan dengan Kampung Kayutangan, kenapa tidak. Karena itu ada potensi yang luar biasa," lanjutnya.
Saat mengunjungi wilayah gang 8 RW 09 Kelurahan Oro-Oro Dowo, diketahui salah satu potensi yang terlihat adalah aliran sungai di sana. Masyarakat juga sempat membuat sebuah event larung meskipun belum rutin terselenggara.
Tak hanya itu, udara di kawasan tersebut pun terasa sejuk. Ditambah dengan hadirnya Kafe Sebastien yang mampu menarik banyak pengunjung. Sayangnya kawasan tersebut belum terlihat adanya upaya penataan.
"Makanya itu jika sudah ada bagian yang bisa dilihat untuk dibuat atraksi, akses menuju tempat itu memungkinkan, berati kan sudah memenuhi azas sebagai destinasi wisata," ungkap Baihaqi.
Baihaqi menekankan yang mengerti potensi kampung ialah warga setempat. Jika memang dorongan untuk membuat kampung tematik datang dari warga setempat, Pemerintah Kota Malang tentu akan memberikan dukungan layaknya kampung tematik lainnya.
"Antusiasme masyarakat yang terpenting karena kampung itu yang punya aset dan hak ya orang kampung sendiri. Tapi kalau kampung tematik itu Pemkot Malang hanya memberikan support, melakukan pembinaan, meningkatkan pelaku usaha wisatanya. Tapi yang terpenting adalah semangat dari orang kampung sendiri," tegasnya. (*)