Kasus TBC di Jatim Capai 61,10 Persen, Dinkes Imbau Masyarakat Aktif Identifikasi Mandiri

Jurnalis: Aziz Mahrizal
Editor: M. Rifat

4 November 2024 09:31 4 Nov 2024 09:31

Thumbnail Kasus TBC di Jatim  Capai 61,10 Persen, Dinkes Imbau Masyarakat Aktif Identifikasi Mandiri Watermark Ketik
Ilustrasi penyakit TBC. (Kementerian Kesehatan)

KETIK, SURABAYA – Kasus Tuberkulosis (TBC) di Jawa Timur pada 2024 jumlahnya masih tinggi. Merespons itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim mengimbau masyarakat agar aktif skrining atau identifikasi mandiri.

Berdasarkan data Dinkes Jatim tercatat sebesar 61,10 persen dari total estimasi 116,752 kasus TBC. Menindaklanjuti itu, distribusi informasi, dan penyuluhan terus dilakukan. Selain itu, mengajak masyarakat berperan aktif dalam upaya pencegahan.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Jatim, Drg. Sulvy Dwi Anggraini mengatakan, meminta keaktifan masyarakat melakukan skrining mandiri. Masyarakat harus bisa menilai diri sendiri apakah memiliki risiko TBC atau tidak. Hal itu bisa dilakukan dengan cara memanfaatkan aplikasi E-TIBI.

"Aplikasi ini memang diluncurkan untuk membantu masyarakat melakukan screening mandiri, sebagai upaya optimalisasi untuk menemukan terduga TBC. Jika tidak bisa melakukan screening mandiri, bisa kontak tenaga kesehatan (nakes) yang ada di fasilitas kesehatan supaya kita bantu untuk melihat, apakah dia terduga TBC atau bukan,” ujarnya dilansir dari situs resmi Diskominfo Pemprov Jatim, Senin 4 November 2024.

Langkah-langkah pencegahan, lanjut dia, juga terus dilakukan. Di antaranya, imunisasi BCG, program IDL/ASIK, pencegahan dan pengendalian infeksi TBC, dan pemberian Terapi Pencegahan TBC (TPT) pada kontak serumah.

Ia menambahkan, Dinkes Jatim juga melakukan investigasi kontak (contact tracing) sebagai upaya deteksi atau surveilans.

“Terus melakukan penemuan kasus aktif (ACF) di populasi umum dan populasi berisiko, Penyediaan akses untuk skrining, sarana diagnosis laboratorium (TCM) dan penunjang, Surveilans aktif di Puskesmas dan Rumah Sakit, serta penyediaan SDM yang memadai dan Program biweekly meeting,” jelasnya.

Sedangkan upaya perawatan, Dinkes Jatim melaksanakan mengajak masyarakat aktif terlibat dalam upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit TBC, merawat pasien TBC rutin di Faskes rawat TBC, dan Program BPaL yaitu pengobatan terbaru untuk melawan tuberkulosis resistan obat (TB-RO).

“Selain itu juga dilakukan edukasi tatalaksana efek samping obat, pemantauan minum obat, dukungan biaya transport pasien TBC Resisten Obat, peningkatan kapasitas nakes dalam pencegahan, pengobatan dan perawatan kasus di layanan,” ujarnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

Tuberkulosis TBC Jawa timur jatim