KETIK, YOGYAKARTA – Keberadaan Jemaah Masjid Aolia di Kapanewon Panggang, Gunungkidul, Yogyakarta kembali menjadi perbincangan khalayak ramai. Sebab, mereka merayakan Idul Fitri dan melaksanakan salat Id, jauh lebih awal ketimbang kebanyakan muslim lainnya.
Berdasarkan kalender Hijriah yang ditetapkan Kementerian Agama RI, diperkirakan 1 Syawal 1445 H atau Idul Fitri tahun ini jatuh di hari Rabu, 10 April 2024. Begitupun Muhammadiyah -yang menggunakan metode Hisab- juga telah menetapkan tanggal 1 Syawal 1445 H jatuh pada Rabu, 10 April 2024.
Namun Jemaah Masjid Aolia sudah melaksanakan Salat Ied pada Jumat 5 April 2024 kemarin. Atau berselang 5 hari lebih awal dari ketetapan pemerintah dan ormas Muhammadiyah.
Menanggapi hal itu Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Masmin Afif mengaku tidak bisa berbuat banyak.
"Kami dari Kemenag sudah berusaha berkomunikasi dan melakukan pendekatan. Namun Jemaah Aolia berkeyakinan dan keyakinannya tidak dapat kita paksa. Maka kendati penentuan awal Ramadan dan lebarannya berbeda dengan pemerintah, kami menghormati keberadaan mereka," terangnya.
Masmin Afif juga menyebutkan, selain Kanwil Kemenag DIY dan Kemenag Gunungkidul, MUI serta Ormas Islam lain akan terus melakukan pendekatan dan mencoba berkomunikasi dengan Jemaah Aolia yang tokohnya ada di Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunungkidul. Agar keyakinan mereka bisa di arahkan mengikuti mayoritas Umat Islam secara Umum.
Sementara itu Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Gunungkidul Drs H Sa'ban Nuroni, MA mengungkapkan sebetulnya sudah memprediksi adanya kejadian ini karena pelaksanaan awal puasa Jemaah Masjid Aolia lebih awal 5 hari di awal Ramadan tahun ini. Maka Kemenag melakukan edukasi pada para Jemaah Masjid Aolia yang bisa ditemui melalui masjid - masjid Aolia.
"Edukasinya itu, ya mari kita mengikuti metode penetapan awal bulan Ramadan atau Idul Fitri yang wajar-wajar saja, yang logis. Sebab yang mereka lakukan ini tidak logis," jelasnya.
Ia menambahkan, edukasi tadi untuk mengajak menggunakan akal sehat kita pada para jemaah. Alhasil di beberapa tempat ajakan ini mendapat respon yang baik. Sehingga di beberapa tempat mereka tidak lagi mengikuti keputusan dari pimpinannya, Mbah Benu. Ke depan, sebut Sa'ban Nuroni, akan diupayakan edukasi-edukasi lagi.
Dihimpun dari berbagai sumber, tahun lalu Jemaah Masjid Aolia juga melaksanakan Salat Ied lebih awal yakni pada Kamis (20/4/23). Sementara Pemerintah RI baru sehari berikutnya, atau tanggal 21 April 2023.
Kala itu ratusan Jemaah Masjid Aolia, Panggang, Gunungkidul, DI Yogyakarta menggelar shalat Ied pukul 06.30 WIB di Komplek Masjid Aolia di Panggang III, jalan Panggang-Purwosari, Giriharjo, Panggang, Gunungkidul. Ternyata mereka juga memulai puasa lebih awal yaitu tanggal 22 Maret 2023.
Menurut mereka Majid Aolia merupakan masjidnya orang-orang yang senang kepada para wali. Sehingga jemaah Masjid Aolia diartikan sebagai jemaah para wali.
Kabarnya Jemaah Masjid Aolia menganut aliran Ahlussunah Wal Jamaah. Jemaah Masjid Aolia dipimpin Kiai Haji Raden Ibnu Hajar Sholeh Pranowo atau lebih dikenal dengan nama Mbah Benu yang disebut sebagai Mursyid atau guru oleh para jemaahnya.
Sedangkan keberadaan Jemaah Masjid Aolia tersebar di berbagai daerah terutama Jawa Tengah dan DIY. Tidak ada sejarah khusus mengenai Masjid Aolia. Mbah Benu
lahir di Pekalongan 13 Desember 1941. Kalau dihitung 82 tahun umurnya saat ini. Terbaru Imam Masjid ini mengaku pernah kuliah di Fakultas Kedokteran UGM dirinya masuk tahun 1962. Namun terhenti atau tidak sampai lulus sebab terkedala biaya.
Mbah Benu pindah ke Padukuhan Panggang III, Kalurahan Giriharjo, kisaran tahun 1972. Selanjutnya pada tahun 1984, dirinya mendirikan Masjid Aolia dan selesai dua tahun kemudian.
Sumber yang sama menyebut keilmuan KH R Ibnu Hajar Sholeh Pranowo atau Mbah Benu secara Laduni yakni tiba-tiba turun ke pribadinya. Mbah Benu tahun lalu berdalih bahwa mereka menyelenggarakan salat Id lebih awal ketimbang dengan penetapan pemerintah karena keyakinan yang selama ini mereka anut. Sebab, di Indonesia masih bebas memilih menentukan hari rayanya sendiri. Namun ia juga senantiasa menekankan pentingnya jaga persatuan dan kesatuan. Serta jangan menyalahkan yang lain.
Tahun ini mbah Benu berujar bahwa penetapan sholat Ied usai ia menelepon Allah SWT. Dalam video yang beredar Mbah Benu mengatakan, "Saya tidak ada perhitungan, saya menelpon langsung kepada Allah Ta'ala, Ya Allah kemarin tanggal 4 ini sudah 29 hari, 1 Syawalnya kapan, Allah Ta'ala bilang Jumat tanggal 5”.
Namun, setelah penyataannya tersebut viral mbah Benu buru-buru mengklarifikasi bahwa istilah menelepon Alloh merupakan kiasan perjalanan spiritualnya dan kontak batinnya dengan Allah SWT. Serta melakukan permohonan maaf kepada semua pihak yang merasa tersinggung dengan ucapannya tersebut. (*)