KETIK, JAKARTA – Menjelang pertemuan para pemimpin negara anggota eksportir minyak dan sekutunya (OPEC+), harga minyak dunia terpantau bergerak stagnan pada penutupan perdagangan Selasa (21/11/2023).
Pertemuan yang dijadwalkan akan digelar pada Minggu (26/11/2023) mendatang, membuat para investor lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan.
Dalam pertemuan tersebut para negara anggota OPEC dan mitranya akan membahas mengenai pasokan yang akan dikurangi lagi akibat kondisi ekonomi global yang bergerak lambat.
Mengutip Reuters, saat ini minyak mentah berjangka Brent naik 13 sen menjadi US$82,45 per barel. Sementara, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 6 sen menjadi US$77,77 per barel.
"Memasuki akhir pekan yang panjang, pasar lebih memilih untuk mengambil posisi long daripada short," kata Presiden Lipow Oil Associates Andrew Lipow.
Namun di satu sisi, menurut Badan Energi Internasional (IEA) pasokan minyak global akan tetap mengalami sedikit surplus pada 2024 walaupun OPEC memutuskan mengurangi jumlah produksi mereka.
Sebelumnya sejak September 2023 harga minyak telah mengalami pelemahan sebanyak 16 persen, akibat produksi yang tinggi dari Amerika Serikat sebagai produsen utama. Sementara pasar khawatir terhadap landainya pertumbuhan permintaan dan potensi perlambatan ekonomi.(*)