KETIK, PACITAN – Menjelang lebaran 1445 Hijriah, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pacitan, Jawa Timur optimis harga pangan, utamanya komoditas beras bakal berangsur-angsur turun, puncaknya pada April 2024.
Hal itu karena pada periode tersebut merupakan masa panen raya dan akan membuat stok beras melimpah di pasaran.
“Prediksi saya akan mulai masa panen di bulan April 2024, itu sudah mulai banyak petani sudah mulai masuk masa panen,” ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Pacitan, Sugeng Santoso, Rabu, (27/3/2024).
Dengan prakiraan panen raya dan realisasi impor beras di periode tersebut, pola kenaikan harga di masa Ramadan dan Lebaran dapat tertahan dan terkendali.
“Masuk Ramadan di pertengahan Maret dan mudahan karena supply-nya sudah makin banyak, makin baik yang di domestik, dan impor. Karena pasokan terkendali, harga jadi lebih baik,” terangnya kepada ketik.co.id.
Dia melanjutkan, keyakinan itu didasari juga pada upaya Bulog yang memperkuat stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) untuk disalurkan pada momen-momen besar seperti hari raya keagamaan.
Selain itu, disusul Badan Pangan Nasional juga telah memastikan harga beras akan segera melandai.
Oleh karenanya, pihaknya tak merasa khawatir akan terjadi lonjakan harga kembali. Meskipun pada waktu tersebut bertepatan dengan Ramadan dan Lebaran.
Kadis Sugeng menambahkan, kenaikan harga beras dalam beberapa waktu terakhir banyak disebabkan oleh pergeseran masa tanam akibat El Nino di akhir 2023.
Hal itu mengakibatkan produksi saat itu berkurang dan menunda masa panen raya beras tahun ini.
"Harapannya beras SPHP yang telah disalurkan bisa menambah ketersediaan beras di pasaran, sehingga kenaikan harga beras ini dapat ditekan," pungkasnya.
Sebagaimana diketahui, harga beras di pasar tradisional Pacitan saat ini mulai mengalami penurunan. Misalnya, Beras Super Premium (SP) yang sebelumnya dibanderol dengan harga Rp16.000 per kilogram, kini turun menjadi Rp15.000.
Penurunan harga ini juga terjadi pada jenis beras C4, Delanggu, dan Sriayu. Ketiganya mengalami penurunan harga dari Rp16.000 menjadi Rp15.000 per kilogram. (*)