KETIK, PACITAN – Idaroh Syu'biyyah Jam'iyyah Ahlit Thoriqoh al-Mu'tabaroh an-Nahdliyyah (Jatman) Kabupaten Pacitan, Jawa Timur menggelar acara Haul Syaikh Abdul Qadir al-Jailaniy dan masyayikh, Selasa (12/12/2023).
Kegiatan di halaman Pondok Pesantren (Ponpes) Nahdlatussubban itu dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, mulai dari para santri, Forkopimda, PCNU Pacitan, banom-banom, hingga para kiai mursyid thoriqoh. Selain itu, hadir muballigh ternama, yakni Habib Umar Muthohar.
Pengasuh Ponpes Nahdlatusubban, KH. Abdulloh Sadjad menyampaikan bahwa di Pacitan saat ini memiliki cukup banyak thoriqoh yang perlu diketahui bagi sebagian masyarakat.
Puluhan jamaah dari berbagai elemen turut hadir dalam kegiatan. (Foto: Ponpes Nahdlatussubban for Ketik.co.id)
"Seperti thoriqoh Naqsyabandiyah Kholidiyyah, thoriqoh Syathoriyyah, thoriqoh Qodiriyyah Naqsyabandiyah, thoriqoh Syadziliyyah, dan thoriqoh Tijaniyyah," ucap pria yang juga sebagai mudir Jatman.
Ia menghimbau kepada para jamaah thoriqoh untuk selalu semangat dalam melakukan rutinan dan amaliyah di thoriqohnya masing-masing.
Sementara itu, Habib Umar Muthohar menyampaikan mauidzoh hasanah di hadapan seluruh jamaah yang hadir. Beliau menguraikan bahwa manaqib itu banyak manfaatnya.
Salah satunya, Habib Umar menyampaikan, yakni ketika membaca manaqib dan tawasul oleh seorang muslim. Maka, Allah SWT akan mengabulkan hajat hambanya melalui perantara waliyullah.
"Sampean moco manaqib niku mutabarrikan wa mutawassilan. Membaca manaqib itu wujud dari mengharap berkah dan bertawasul melalui perantara para wali Allah," jelasnya.
Pengasuh Pondok Pesantren Al-Madinah Cepoko Gunungpati itu menambahkan bahwa melalui bacaan manaqib, pada setiap fasalnya. Seorang muslim juga dapat mengambil banyak hikmah.
Terkait thoriqoh, sambungnya, jamaah harus tahu bahwa semua thoriqoh baik untuk diikuti. "Kurang lebih ada 45 atau 47 thoriqoh yang mu'tabar. Lalu yang bagus mana? Semua bagus," jawabnya.
"Mau ikut thoriqoh Naqsyabandiyah baik, Syadziliyyah bagus, Qodiriyyah istimewa. Yang tidak bagus itu sudah tidak ikut thoriqoh, kemudian banyak omong," lanjutnya menegaskan.
Dia memaparkan, thoriqoh itu adalah akhlak, yaitu tentang bagaimana hamba berakhlak kepada Allah, Nabi Muhammad SAW, serta berakhlak kepada yang lebih tua. "Kemudian bagaimana kita berakhlak kepada masyayikh, para guru, dan ulama. Itu adalah thoriqoh," tutup Habib Umar.
Sebagaimana diketahui, acara haul tersebut diawali dengan pembacaan tahlil untuk masyayikh Kabupaten Pacitan, kemudian manaqib Syaikh Abdul Qadir al Jailani, dan mahallul qiyam. Disusul dengan mauidzoh hasanah dan ditutup dengan doa. (*)