KETIK, SURABAYA – Jawa timur masih menjadi salah satu penyumbang sekitar 20 persen ekspor bidang industri di Indonesia. Sumbangsih Jatim membuat ekspor Indonesia mengalami surplus selama 49 bulan berturut-turut.
Hal itu diungkapkan Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan saat menghadari Forum Sinergitas Ekspor Strategi Hilirisasi Industri dalam Meningkatkan Ekspor Bernilai Tambah di Surabaya, Kamis (20/6/2024).
“Jatim harus sering bukan sekali saja, karena kebanyakan industri itu mungkin 20 persen di Indonesia dari Jatim,” katanya.
Pria yang akrab disapa Zulhas itu mencontohkan, itu seperti halnya pabrik pemurnian tembaga (Smelter) PT Freeport Indonesia di Gresik yang sebentar lagi akan beroperasi.
“Apalagi nanti kalau Smelternya Freeport di Gresik misalnya sudah produksi, maka nilai ekspor Indonesia akan semakin meningkat,” ucapnya.
Kecanggihan teknologi yang diterapkan di Smelter Freeport diapresiasi oleh Zulhas. Itu karena smelter tersebut akan menghasilkan hilirisasi nikel yang baik. “Saya lihat Smelter itu canggih, karena investasi juga cukup besar, kalau tidak salah hampir 6 miliar Dollar Amerika Serikat,” tuturnya.
Produk yang dihasilkan Smelter antara lain konsentrat tembaga dengan kapasitas produksi 1,7 juta ton dan menghasilkan katoda tembaga hingga 600 ribu ton per tahun.
Produk utama Smelter adalah katoda tembaga, emas dan perak murni batangan serta PGM (Platinum Group Metal). Produk sampingannya antara lain asam sulfat, gipsum, dan timbal.
Sementara itu, berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), lanjutnya, neraca perdagangan Indonesia per Mei 2024 tercatat surplus sebesar 2,93 miliar Dollar AS. “Nilai ekspor Indonesia pada Mei 2024 tercatat 22,33 miliar Dollar AS, naik 2,86 persen secara tahunan,” kata Zulhas.
Kenaikan itu yang menjadikan forum sinergitas para pengusaha digelar oleh pihaknya untuk lebih meningkatkan lagi ekspor Indonesia. “Pemerintah juga mengembangkan pasar-pasar baru yang nontradisional, misalnya India, Pakistan, Bangladesh, Eropa Timur, Asia Tengah, Timur Tengah, bahkan kami juga mengembangkan pasar-pasar baru di Benua Afrika,” ujarnya.
Tujuannya, untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju pada 2045 dengan menyerbu pasar dunia. “Jangan kita terus yang diserbu, tapi gantian Indonesia yang menyerbu, untuk itulah forum ini diadakan,” tandas Zulhas. (*)