KETIK, MALANG – Inovasi Jarik Ma'Siti SMP Negeri 10 Kota Malang berhasil meraih apresiasi sebagai Top Inovasi Terpuji tingkat Jawa Timur tahun 2022.
Penghargaan bagi Jarik Ma'Siti tersebut tertuang dalam Keputusan Gubernur Jatim Nomor 188/876/KPTS/013/2022 yang diumumkan oleh Kepala Biro Organisasi Provinsi Jawa Timur, Dr. Ramliyanto, SP., MP melalui Streaming Youtube, Senin (5/12/2022).
"Penetapan dilakukan setelah melalui berbagai, mulai seleksi administrasi, proposal, kemudian presentasi dan verifikasi lapangan," terang Ramli sesaat sebelum membacakan deretan inovasi terpuji dalam Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (Kovablik) Jawa Timur 2022.
Prestasi bergengsi ini diperoleh karena inovasi Jarik Ma'Siti membawa pesan penting kepedulian pada pendidikan inklusi.
Jarik Ma'Siti, akronim dari Belajar Menarik Bersama Siswa Istimewa, adalah terobosan pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik siswa berkebutuhan khusus yang mengenyam pendidikan di sekolah reguler.
Proses pembelajaran konsep Jarik Ma'Siti. (Foto: Humas Pemkot Malang)
Keberhasilan Jarik Ma'Siti menjadi salah satu dari 17 inovasi terpuji 2022 menambah deretan inspirasi dari Kota Malang yang sebelumnya juga sempat sukses lewat Sekolah Pasar Pedagang Cerdas dan inovasi Si Ikan Nila.
Apresiasi ini dipandang sebagai sebuah angin segar bagi upaya menjawab persoalan implementasi pendidikan inklusif yang seringkali menghadapi tantangan pemahaman dan kesadaran orang tua, gap ketersediaan guru GPK dan sarana penunjang, serta metode skrining dan ajar yang implementatif di sekolah reguler.
Syahroni, Kepala SMPN 10 mengungkapkan bahwa inovasi tersebut dilatarbelakangi temuan banyaknya siswa berkebutuhan khusus yang masuk melalui jalur reguler dan mengalami kesulitan saat mengikuti pembelajaran.
"Kami merintis di tahun 2019. Ternyata setelah kami lakukan skrining, banyak sekali anak-anak kita yang mengalami hambatan. Maka niatan kami bagaimana anak-anak berkebutuhan khusus ini atau dalam bahasa kami istimewa, bisa menerima pelajaran dan mengasah potensinya," terang Roni.
Menggunakan sejumlah metode yang adaptif seperti pembelajaran menggunakan gambar dan aktivitas, Jarik Ma'Siti dalam tiga tahun implementasinya telah menyentuh ratusan siswa istimewa di SMPN 10 Kota Malang. Replikasi pun saat ini tengah dikembangkan di sejumlah sekolah lain.
"Jarik Ma'Siti, Alhamdulillah sangat baik progresnya. Maka kami pun saat ini dalam proses menyiapkan perwal pendidikan inklusi yang core nya banyak diambil dari pembelajaran di SMP 10," terang Suwarjana, Kadisdikbud Kota Malang yang berkomitmen untuk memperkuat regulasi replikasinya.
Terpisah, Wali Kota Malang, Sutiaji pun sangat mengapresiasi capaian ini dan meminta Jarik Ma'siti terus dikembangkan dan dievaluasi.
"Ini adalah bagian ikhtiar Kota Malang mewujudkan pendidikan yang makin setara untuk anak-anak kita. Memenuhi amanah konstitusi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Terima kasih dan jangan berhenti berkarya," pungkas Sutiaji, orang nomor wahid di Kota Malang ini. (*)