KETIK, MALANG – Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) rentan menimpa semua kalangan, baik perempuan, anak-anak, hingga laki-laki. Dukungan yang diberikan kepada korban menjadi elemen yang penting untuk menghentikan siklus kekerasan.
Kekerasan yang dapat dialami tak hanya kekerasan fisik saja namun verbal, psikis, penelantaran, kekerasan ekonomi, hingga kekerasan seksual. Dibutuhkan kepekaan untuk mengetahui teman atau kerbat terdekat kalian mengalami KDRT. Mengingat tidak semua korban mau dan berani untuk menceritakan kekerasan yang dialami.
Sebelum terjadi sesuatu yang tak dikehendaki, terdapat empat cara yang dapat kalian lakukan untuk membantu teman atau kerabat yang mengalami KDRT.
1. Kenali Tanda-Tanda KDRT
Bukan hanya mengenali jenis-jenis KDRT, penting bagi kita peka dan tahu terharap tanda-tanda kekerasan yang dialami oleh orang terdekat kita.
Pengenalan ini mencakup oerubahan perilaku, cidera fisik maupun ekspresi ketakutan. Mengetahui perubahan yang terjadi pada kerabat kita sangat penting untuk mengantisipasi adanya tindak kekerasan dan hubungan tidak sehat yang dialami.
2. Tanggapi dan Validasi Pengalamannya
Tidak mudah baginkorban KDRT untuk menceritakan kisahnya. Tanggapi dan berikan validasi atas perasaan yang mereka miliki. Berikan dukungan supaya mereka tidak merasa sendiri dan semakin menambah keberanian untuk keluar dari siklus kekerasan itu. Sangat penting bagi kita untuk mempercayai pengalaman yang mereka alami. Hindari menghakimi atau menyalahkan korban, sebab inilah waktu penting untuk menawarkan bantuan.
3. Yakinkan Bahwa Kamu Bersama Korban
Perasaan takut dan cemas bisa saja menghantui korban. Yakinkan kalian selalu ada untuk mereka. Tekankan bahwa kekerasan yang dialami bukanlah kesalahan dari korban. Jangan sampai pikiran korban terbelenggu oleh playing victim yang dilakukan oleh pelaku. Respon pesimis justru dapat membuat korban semakin ragu untuk meminta bantuan lebih lanjut.
4. Bereaksi Dengan Menawarkan Bantuan
Setelah meyakinkan bahwa korban tidak sendirian, tawarkanlah bantuan. Namun kalian dapat bertindak ketika korban menyetujui dan menginginkan tindakan lebih lanjut. Kalian dapat menghubungkan korban dengan layanan konseling maupun lembaga perlindungan perempuan terdekat. Dalam hal ini kalian juga perlu berhati-hati dalam bertindak. Jangan sampai apa yang kalian lakukan justru semakin menempatkan posisi korban dan diri kalian sendiri dalam bahaya.(*)