KETIK, JEMBER – Pemberlakuan uji coba Sistem Satu Arah (SSA) yang mengitari kawasan kampus di empat ruas jalan mulai dilakukan bulan Oktober 2023. Keempat ruas jalan tersebut yakni Jalan Jawa, Kalimantan, Mastrip, dan Riau.
Rupanya, kebijakan Pemkab Jember melalui Dinas Perhubungan (Dishub) menuai pro dan kontra dari kalangan masyarakat. Sebagian sepakat karena merasa jalan lebih luas,. Sebaliknya ada yang merasa jarak tempuh menjadi jauh.
Menanggapi hal itu, Bupati Jember Hendy Siswanto, menerima adanya perbedaan pendapat terhadap kebijakan Pemkab yang ditetapkan.
Menurutnya, awal mula terbentuk kawasan Kampus ini sejak adanya pembangunan Jembatan Semanggi dan Jembatan Jarwo pada masa kepemimpinan Bupati Jember Abdul Hadi puluhan tahun silam.
Semenjak itulah, pertumbuhan ekonomi di kawasan kampus berkembang pesat. Apalagi ada beberapa perguruan tinggi negeri dengan ribuan mahasiswa yang berasal dari Jember maupun luar kota.
“Tapi kondisi sekarang, pertumbuhan penduduk di sana tinggi. Saya yakin satu atau dua tahun ke depan pasti macet,” kata Hendy saat menghadiri Dialog Publik di Hotel Dafam Fortuna, Senin (16/10/2023).
Sebab itu, masih banyak PR bagi Pemkab Jember untuk mengatasi kepadatan penduduk tersebut. Salah satunya dengan menginisiasi arus lalu lintas diubah menjadi satu arah.
Hendy memaparkan, ada empat rencana jangka panjang revitalisasi kawasan kampus. Pertama adalah uji coba SSA lingkar Kampus.
Kedua, merapikan trotoar. “Kami bersihkan terutama saluran air. Menghadapi musim hujan jangan sampai ada sungai baru,” imbuhnya.
Ketiga, penataan kantong parkir secara paralel agar meminimalkan hambatan samping.
Keempat, penataan pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di trotoar ruas jalan kampus. Sebelum itu, pihaknya memastikan lokasi yang layak disiapkan baru PKL akan dipindah yang terpusat dalam satu lokasi.
“Seperti di Malioboro (Yogyakarta), PKL dipindah ke satu tempat dan ramai,” tutur Hendy.
Namun, masih ada kendala yang dialami pemkab dalam melaksanakan rencana tersebut, terutama lokasi yang akan dipilih untuk relokasi. “Pemkab Jember tidak punya lahan disitu (kampus), kalaupun ada itu jauh,” timpalnya.
Dengan begitu, dirinya tetap optimis rencana jangka panjang revitalisasi kawasan kampus ini dapat terealisasi. Hendy berharap masyarakat proaktif memberikan masukan dari perancangan tersebut.(*)