KETIK, SIDOARJO – Menyongsong Pilkada Sidoarjo 2024, ketua-ketua parpol besar di Kabupaten Sidoarjo menyebar kata kunci (keyword) dan petunjuk (clue) calon bupati. PKB, Partai Golkar, dan PDIP berharap Bupati Sidoarjo hasil Pilkada 2024 benar-benar menyejahterakan seluruh masyarakat Sidoarjo.
Tiga ketua partai politik (parpol) itu ialah Ketua DPC PKB Sidoarjo H Subandi (hadir secara daring) dan secara luring diwakili oleh Wakil Sekretaris DPC PKB Sidoarjo M. Syihabuddin. Selain itu, Ketua DPC PDIP Sidoarjo Sumi Harsono dan Ketua DPD Partai Golkar Sidoarjo Adam Rusydi.
Mereka diundang oleh WA Group Ruang Publik Sidoarjo (RPS) oleh Ketua Grup RPS Sujani SSos yang digelari Bupati Swasta (Buwas). Dialog digelar di Kedai Bu Atiek pada Minggu malam (7/7/2024).
Ketua DPC PDIP Sumi Harsono menyebutkan kriteria-kriteria ideal Bupati Sidoarjo. Ada beberapa kata kunci. Yaitu, amanah, jujur, cerdas, serta bertanggung jawab. Dia juga punya parameter lain sebagai clue agar Bupati Sidoarjo mendatang berhasil memimpin.
”Bupati Sidoarjo harus menjadi pemimpin yang mencintai rakyatnya. Dicintai rakyatnya. Kebijakannya tidak berorientasi kelompok,” papar Sumi yang juga mantan wakil ketua DPRD Sidoarjo tersebut.
PDIP Sidoarjo sedang menjaring dan menyaring calon-calon Bupati Sidoarjo. Jika kriteria itu terpenuhi, Sidoarjo akan mendapatkan pemimpin terbaik. Masyarakat Sidoarjo akan sejahtera dan makmur.
Ketua DPC PDIP Sumi Harsono menyampaikan kriteria pemimpin Sidoarjo dalam dialog publik WAG RPS. (Foto: Fathur Roziq/Ketik.co.id)
Wakil Sekretaris DPC PKB Sidoarjo Syihabuddin punya pandangan yang lebih spesifik tentang personifikasi seorang pemimpin. Termasuk, Bupati Sidoarjo mendatang. Apa saja itu?
Pertama, hayyin. Seorang pemimpin harus sudah selesai dengan dirinya sendiri. Jiwanya tenang. Tidak temperamental. Bahasa jawanya, gak ongso-ongso. Cerdas. Selesai dengan diri sendiri ini juga berarti sudah selesai pula secara finansial.
Kedua layyin. Artinya, pemimpin harus mampu menghargai orang lain. Sopan, santun. Mampu memanusiakan orang, siapa pun dia.
Ketiga, sahlun. Pemimpin harus punya karakter selalu memudahkan orang lain. Kalau urusan bisa dipermudah, mengapa harus dipersulit.
Keempat, pemimpin itu berwatak qorbun. Dia punya kharisma, namun familiar dengan orang lain. Tidak eksklusif. Mau berbaur dengan siapa saja. Mudah dekat. Qorbun itu juga berarti bahwa seorang pemimpin tidak boleh punya karakter ”mbegedut”. Tidak boleh keminter, sok ngerti.
Tanpa malu-malu, Cak Syihab, sapaan Syihabuddin, menyebut Ketua DPC PKB Sidoarjo H Subandi SH MKn punya karakter-karakter seperti itu. Sudah selesai dengan dirinya sendiri. Sopan santun. Menghargai orang ain. Suka membantu dan memudahkan orang. Subandi juga bisa dekat dengan siapa saja.
”Insya Allah, Pak Plt Bupati Subandi memenuhi semua itu,” ungkap Syihabuddin yang juga ketua Lembaga Pemenangan Pemilu (LPP) DPC PKB Sidoarjo tersebut.
Bagaimana pandangan Ketua DPD Partai Golkar Adam Rusydi? Politikus muda Sidoarjo mengajak partai-partai untuk lebih memikirkan bagaimana pembangunan Kabupaten Sidoarjo berjalan baik.
Adam berharap pada Pilkada 2024 ini, ada koalisi besar. Koalisi kebangsaan. Partai-partai diajak untuk membangun koalisi kebangsaan ini dan menanggalkan ego masing-masing. Semua bisa mendukung satu calon saja. Itu sangat logis.
Jika hanya ada satu calon, membangun Sidoarjo ke depan lebih mudah. Kalau muncul lebih dari satu calon, Sidoarjo butuh waktu lagi untuk masa rekonsiliasi. Islah.
Karena itulah, Adam mengaku tidak akan maju sebagai calon bupati meski hasil Rakerda DPD Partai Golkar mencalonkan dirinya untuk maju dalam Pilkada Sidoarjo 2024. Golkar harus realistis. Karena memang tidak bisa mengusung sendiri calonnya. Kalau dipaksakan maju, itu bisa jadi boomerang bagi Golkar sendiri.
”Memilih pemimpin harus rasional. Jangan emosional,” ungkap Adam, yang juga anggota DPRD Jatim tersebut.
Lantas, kepada siapa Partai Golkar melabuhkan dukungan? Adam dengan tegas menyebut partainya menyebut satu-satunya calon bupati adalah Subandi. Plt Bupati Sidoarjo saat ini. Sebab, Subandilah yang dinilai memenuhi berbagai kriteria yang disampaikan partai-partai politik.
Ketua DPD Partai Golkar Adam Rusydi mengajak parpol-parpol lain di Sidoarjo untuk membangun koalisi besar agar pembangunan Sidoarjo bisa lebih baik lagi. (Foto: Fathur Roziq/Ketik.co.id)
Tapi, sebaik apa pun seorang pemimpin, lanjut dia, harus tetap ada yang mengawasi. Karena kita semua adalah manusia. Bukan malaikat. Dia juga berharap dan berterima kasih kepada elemen masyarakat dan lembaga pemerintah yang mengawasi pemerintah.
”Pemerintahan yang baik mampu mendorong partisipasi tinggi masyarakat. Mau menerima kritik yang membangun,” tambah Adam.
Bagaimana dengan Ketua DPC PKB Sidoarjo yang juga Plt Bupati Subandi? Dia menyatakan sangat apresiatif dengan dialog publik yang diadakan WAG RPS itu. Dialog itu memberikan masukan dan arahan. Terutama, masukan-masukan dari parpol-parpol di Sidoarjo.
”Saya sangat berterima kasih, Pak Sumi. Pak Adam,” ungkap Subandi.
Dengan saran, masukan, dan kritik itu, lanjut Subandi, pembangunan Sidoarjo akan berjalan lebih baik. Kondisi kabupaten juga aman, nyaman, dan kondusif. Masyarakatnya guyub dan rukun. Subandi menyatakan siap menjalin komunikasi yang baik dengan siapa saja.
Berbagai pertanyaan dan kritik dari peserta dialog juga diperhatikan. Subandi menyatakan sangat berterima kasih. Kepedulian dan doa mereka sangat diapresiasi. Dialog publik RPS ini menjadi salah satu media komunikasi yang baik antara pemerintah dan masyarakat. Bersama-sama membangun Sidoarjo agar lebih berkembang.
”Kalau ada kritik-kritik, saya anggap itu sebagai vitamin untuk bekerja lebih baik lagi,” ungkapnya. (*)