Inflasi Eropa Melonjak Akibat Krisis Pangan dan Energi 

Editor: Shinta Miranda

1 November 2022 03:28 1 Nov 2022 03:28

Thumbnail Inflasi Eropa Melonjak Akibat Krisis Pangan dan Energi  Watermark Ketik
Ilustrasi bendera Eropa. (Foto: Reuters)

KETIK, SURABAYA – Inflasi Eropa melesat hingga mencetak rekor tertingginya karena harga energi dan harga pangan semakin mahal.

Harga-harga di 19 negara yang menggunakan euro meningkat 10,7 persen pada Oktober, naik dari 9,9 persen pada September. 

Mengutip CNN Business, Selasa (1/11), harga energi melonjak nyaris 42 persen, sedangkan harga makanan, minuman alkohol dan tembakau (rokok) naik 13 persen. 

Tak hanya itu, harga-harga di sektor jasa juga meningkat lebih cepat pada Oktober dibandingkan September. 

Kondisi ini mengkhawatirkan pembuat kebijakan yang tadinya sempat berharap pelonggaran tekanan rantai pasokan akan membantu mereka menurunkan lonjakan inflasi. 

Di Jerman, inflasi melesat 11,6 persen. Kemudian, Italia inflasinya naik 12,8 persen, dan Prancis mencapai 7,1 persen. Sebagai perbandingan, inflasi AS pada September mencapai 8,2 persen. 

Selain inflasi, pertumbuhan ekonomi negara-negara di Uni Eropa juga nyaris stagnan, meskipun tidak negatif. Periode Juli-September atau kuartal III saja, pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) di kisaran 0,2 persen dibanding kuartal sebelumnya.

Para ekonom memperkirakan resesi akan tiba selama musim dingin Eropa karena harga energi memaksa orang Eropa untuk menjaga dompet mereka. 

Harga gas alam juga akan menekan produksi industri, meski telah turun cukup tajam sejak puncaknya pada Agustus lalu. 

"Secara keseluruhan, gambarannya tetap suram. Dengan kenaikan suku bunga oleh bank sentral dan prospek ekonomi yang tidak pasti, ekspektasi investasi juga melemah," imbuh Ekonom Senior ING Bert Colijn. Oleh karenanya, Colijn memastikan ekonomi Eropa masih akan terkontraksi selama kuartal mendatang. (*)

Tombol Google News

Tags:

eropa harga energi  Euro