KETIK, SURABAYA – Sebagai negara pengekspor batu bara terbesar kedua di dunia, perang antara Ukraina dan Rusia malah membawa berkah tersendiri bagi Indonesia. Akibat perang yang sudah berlangsung selama kurang lebih satu tahun itu, harga gas alam di Eropa melonjak naik.
Guna menekan harga, banyak negara Eropa yang beralih dari gas alam ke batu bara. Hal ini dapat dilihat dari volume nilai dan ekspor batu bara Indonesia ke kawasan Uni Eropa yang melesat pada 2022.
Lonjakan ekspor ditopang oleh tingginya permintaan dan harga setelah perang Rusia-Ukraina meletus.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan volume ekspor batu bara Indonesia ke Uni Eropa menyentuh 5, 85 juta ton pada Januari-Desember 2022. Volume tersebut melonjak 1.373% dibandingkan pada 2021 yang hanya tercatat 396.582 ton.
Secara nilai, ekspor batu bara RI ke Uni Eropa menembus US$ 1,055 miliar sepanjang 2022. Nilai tersebut melesat 4.114% dibandingkan pada 2021 yang mencapai US$ 25,044 juta.
Ada beberapa negara yang menaikkan permintaan batu baranya dalam jumlah besar untuk memenuhi kebutuhan energi mereka. Itu seperti Italia, Spanyol, Jerman, hingga Polandia. Untuk volume ekspor sendiri Polandia menjadi yang terbesar yakni mencapai US$ 63,36 juta. Ini naik 95,47% dari capaian bulan Agustus 2022 yang sebesar US$ 32,42 juta.
Disusul Belanda dengan total nilai ekspor batubara yang tercatat sebesar US$ 55,85 juta. Dan kemudian di posisi ketiga ada Italia yang pada September 2022 ekspor batu baranya tercatat mencapai US$ 42,47 juta.
Sedangkan Negara Uni Eropa lain yang juga mencatatkan volume ekspor besar pada Januari-Oktober adalah Slovenia (143 ribu ton), Swiss (111 ribu ton), dan Kroasia (139 ribu ton). Kecuali Slovenia, hampir seluruh negara Uni Eropa tidak mengimpor batu bara Indonesia pada 2021.
"Kami sampaikan ekspor batu bara Indonesia ke Eropa sampai dengan November 2022 total ekspor sebesar 5,9 juta ton. Terbesar ke Polandia realisasi sebesar 2,1 juta ton dan diikuti ke negara Belanda dan Italia masing-masing 1,3 dan 1,2 juta ton," ucap Direktur Pembinaan Pengusahaan Batu Bara Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Lana Saria dilansir CNBC.
Kenaikan ekspor ini tentu saja akan menambah pundi-pundi devisa bagi Indonesia Itu karena sebelumnya negara negara Eropa mengimpor batu bara dari Rusia. Bahkan Uni Eropa Sendiri menggantungkan 45 persen pasokannya pada Rusia.
Namun akibat perang Rusia Ukraina yang berkecamuk sejak 24 Februari 2022, Uni Eropa pun memberikan sanksi pada Rusia dengan tidak melakukan Impor dari negara tersebut. Uni Eropa kemudian mencari pemasok baru mulai dari Kolombia, Afrika Selatan, Australia, hingga Indonesia.(*)