KETIK, GRESIK – Hujan lebat beberapa hari di kawasan pulau Bawean Gresik membuat SDN 375 Gresik, Jalan Lingkar Bawean (JLB) desa setempat longsor. Longsor di kawasan sekolah, serta dekatnya akses menuju Alun-Alun Sangkapura yang khawatir akan longsor kembali.
Kades Sungairujing Zainal Abidin menjelaskan tentang tanah yang masih bergerak di area longsor tiga ruangan sekolah dan satu kamar mandi yang ambruk. Bahkan pihaknya juga memberikan informasi kepada warga setempat untuk tidak melewati area tersebut. Dikhawatirkan ada longsor susulan.
“Sampai pukul 21.00 WIB, tanah masih bergerak dan air terus menggenangi jalan tersebut,” ucapnya, Jumat (3/3/2023).
“Sementara ini masih bisa dilewati kendaraan roda dua, untuk mobil harus maksa dan rawan,” ujarnya.
Kepala UPT PJJSDA Bawean Ansari Lubis mengtakan hal yang sama. Pihaknya menyebut kemungkinan akses JLB di Desa Sungairujing tertutup. Karena saat ini kawasan di sekolah yang longsor juga tertimpa pohon yang menutup selokan di depan sekolah. Sehingga air meluber ke jalan.
“Kami terus monitor dan berkoordinasi bersama Konsultan Bina Marga Gresik, yang kebetulan ada di Bawean gagal layar karena cuaca buruk,” ucapnya.
Kini, rambu dan tali pembatas jalan juga dipasang untuk antisipasi agar warga bisa berhati-hati, saat melintasi area longsor.
Secara terpisah, Ketua PCNU Bawean KH Fauzi Rauf menyesali dan prihatin. Dengan maraknya penebangan kayu secara massif. Hal itu terjadi sejak 10 tahun silam, yang sekarang sudah tampak dampaknya.
“Kayu-kayu itu ditebang, disamping untuk dikirim, juga untuk ditanami kayu sengon. Masyarakat kita yang awam, memang kurang memikirkan dampaknya, yang dibayangkan adalah cuan atau uang,” keluhnya.
Untuk itu, sangat penting pemerintah, tokoh masyarakat membicarakan masalah ini. Mengingat faktanya, pada saat musim kemarau, sumber air banyak yang mati, hingga timbul konflik di masyarakat karena air.
“Sedangkan di musim penghujan, justru sering terjadi banjir dan longsor,” ujarnya.
“Boleh jadi ini adalah salah satu sumber masalahnya selain masalah yang lain-lain. Saatnya para pemimpin Bawean bersuara, bersikap dan bertindak. Sebelum Bawean menjadi semakin mencekam dan membahayakan bagi kehidupan manusia,” tambah Kasi Ekonomi Kecamatan Sangkapura, Rizal Saiful Rizal. (*)