KETIK, SIDOARJO – Hujan deras mengguyur wilayah Kota Sidoarjo dan sekitarnya pada Senin sore (26/2/2024). Tidak hanya menumbangkan banyak pohon. Angin juga merusak kaca dan atap bangunan karena mengandung butiran es. Kemacetan lalu lintas sangat parah.
Pohon-pohon tumbang di jalan-jalan protokol dan perumahan. Mulai kawasan Jalan Pahlawan, Jalan Raya Jati, Jalan Sultan Agung, sampai kawasan Perumahan Taman Pinang dan Pondok Mutiara. Bukan semata-mata akibat tingginya pohon. Angin bertiup sangat kencang menerjang apa saja.
Di Lippo Plaza, kaca-kaca mall terlihat pecah. Butirannya berceceran. Petugas lantas memasang pembatas agar pengunjung tidak melewati lokasi parkir dan jalan akses yang rawan. Sejumlah bangunan di kawasan Desa Sarirogo. Salah satunya, bangunan salah satu kampus di sana.
Lima pohon di Jalan Jati Raya di akses pintu Tol Sidoarjo tumbang. Akibatnya, kendaraan tidak bisa lewat. Kemacetan terjadi hingga sekitar 2 jam. Satu pohon tumbang lagi ditemukan di kawasan Cemengkalang. Dekat kantor KPU Sidoarjo dan Mapolresta Sidoarjo. Akibatnya, listrik di jalan raya dan permukiman sekitar padam. Satlantas Polresta Sidoarjo terpaksa menutup akses dan mengalihkan kendaraan.
Di Kantor Pemkab Sidoarjo, sebuah atap garasi mobil dinas roboh. Kanopi garasi itu menimpa tujuh mobil dinas yang sedang parkir di bawahnya. Untunglah tidak ada kerusakan parah. Ada pula pohon tumbang di halaman kantor Badan Pelayanan Pajak Daerah (BPPD) Sidoarjo.
Pohon tumbang di kantor BPPD Pemkab Sidoarjo di Jalan Pahlawan . (Foto: Istimewa)
Hingga Senin dini hari, sebagian pohon tumbang belum dipotong-potong. Hanya dibersihkan dari jalanan. Agar tidak menganggu lalu lintas.
”Saya mau masuk tol dari GOR Delta kejebat macet sampai 1j jam lebih,” ungkap Sungkono, seorang pengendara mobil, yang terjebak di bundaran GOR.
Soal angin kencang serta hujan deras yang mengandung es itu dijelaskan oleh Kepala Stasiun BMKG Kelas 1 Juanda Taufiq Hermawan. Taufik mengatakan, hujan es di kawasan Sidoarjo dan sekitarnya disebabkan oleh awan cumulonimbus. Awan tersebut memungkinkan terbentuknya kristal-kristal es di puncaknya dan turun menjadi hujan es.
Hingga Maret 2024 mendatang, Jawa Timur diperkirakan mencapai puncak musim hujan. Barulah sekitar April, akan terjadi masa pancaroba.
”Peralihan musim diprakirakan terjadi antara Maret hingga April,” tambanya. (*)