KETIK, LABUHAN BATU – Warga Kabupaten Labuhanbatu, Provinsi Sumut khususnya di Rantauprapat dihebohkan dengan adanya informasi seorang pelajar sekolah menengah atas yang disekap dan dicabuli belasan pria.
Belakangan, informasi yang kadung sudah beredar dari mulut ke mulut maupun sosial media itu, menjadi perbincangan, terlebih melibatkan anak di bawah umur.
Kapolres Labuhanbatu, AKBP Bernhard L Malau melalui Kasi Humas, AKP Syafrudin, Minggu, 8 September 2024 pun mengakui, dua terduga pelaku sudah diamankan disekitaran Kampung Sipirok, Lingkungan Perisai B, Kelurahan Bakaran Batu, Kecamatan Rantau Selatan, Sabtu, 7 September 2024 Sekitar pukul 20.25 WIB.
Diakuinya, dua pelaku tersebut diduga berkaitan dengan perbuatan cabul atau persetubuhan dengan anak di bawah umur. Terkait penyekapan dan aksi pemerkosaan, Syafrudin belum mau memastikannya.
"Untuk sementara ini dapat dikatakan tidak ada penyekapan atau pemerkosaan, masih dalam pemeriksaan. Tapi yang pasti, ada dua orang diamankan," sebutnya.
Berdasarkan hasil pemeriksaan oleh personel di Mapolres Labuhanbatu, pelajar yang masih berusia sekitar 17 tahun itu, merupakan warga Kecamatan Bilah Hulu, Labuhanbatu.
Sementara, pria yang kini dalam pemeriksaan terkait dengan dugaan perbuatan cabul dan persetubuhan adalah PIJ (21)dan SZ (23) keduanya warga Desa Bandar Tinggi, Kecamatan Bilah Hulu.
Dilanjutkan Syafrudin, sehari sebelum penangkapan dua pria itu, orang tua pelajar tersebut juga sudah melaporkan perihal kehilangan anaknya.
"Iya, sempat menghilang. Belakangan diketahui keberadaannya setelah rekannya meminta share lokasi. Itu ada rumah kos-kosan, di sana dia ditemukan. Untuk sementara, itu dulu yang bisa kita jelaskan," ujar Kasi Humas Polres Labuhanbatu.
Rumah kos-kosan (dua kiri) di mana awalnya disebutkan seorang anak di bawah umur disekap dan diperkosa di Labuhanbatu. (Foto: Joko/Ketik.co.id)
Terpisah, seorang warga yang juga sebagai penyewa di rumah kos-kosan empat pintu di mana dikabarkan seorang pelajar disekap dan diperkosa, juga memberikan keterangan hampir sama dengan Kasi Humas Polres Labuhanbatu.
Saat disambangi Ketik.co.id, Minggu, 8 September 2024, Rini (40) mengakui, bahwa ada keramaian di salah satu dari empat rumah berjajar yang sama-sama mereka sewa.
Itu diketahuinya ketika dia baru sampai rumah setelah pulang bekerja. "Tadi malam aku pas pulang kerja, aku lihat ada rame-rame di rumah yang kedua itu," ujarnya sembari menunjuk.
Setelah sekian waktu di malam itu juga, baru dia pahami bahwa ada satu keluarga yang dikabarkan datang menjemput anaknya di rumah tersebut.
Menurut cerita Rini, keberadaan sejumlah pria di rumah itu, diperkirakannya baru sekitar 5 hari lalu. Bahkan, jika malam, dia sering melihat penghuni rumah itu berkumpul dan bermain gitar.
Namun, karena dianggap tidak mengganggu, dia pun tidak mempedulikannya. "Sering aku lihat di situ bergitar-gitar, cuma karena tidak ribut-ribut, aku pun tak open kali," sebutnya.
Sepengetahuannya, keberadaan wanita yang diperkirakan masih di bawah umur itu, tidak terlalu diperhatikannya. Ditanya terkait penggerebekan dan informasi penyekapan, Rini sendiri tidak begitu yakin.
"Yang kudengar, keluarganya dulu datang. Setelah rame dan ribut-ribut baru polisi datang. Kalau dua laki-lakinya memang sudah ditahan sebelum polisi datang. Kalau penyekapan, aku rasa enggaklah," ujarnya.(*)