KETIK, SIDOARJO – Pemerintah pusat memang telah memudahkan masyarakat untuk menyertifikatkan aset miliknya. Dulu bernama Prona, sekarang menjadi PTSL.
Nah, BPPD Sidoarjo semakin meringankan lagi warga dalam mengurus sertifikat. Mereka dapat diskon pajak BPHTB 50 persen. Jadi, sudah gampang mengurus sertifikat, biayanya pun semakin ringan.
Kemudahan dan keringanan tersebut disampaikan Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor saat menyosialisasikan Peraturan Bupati Sidoarjo No. 19 Tahun 2023 tentang Tata Cara Pemungutan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB). Sosialisasi dilakukan di Balai Desa Jatikalang, Kecamatan Krian, pada Rabu (1/11/2023).
Diskon BPHTB 50 persen itu hanya diberikan bagi warga yang mengurus sertifikat melalui program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL). Tujuannya adalah mendukung program PTSL yang gencar dilaksanakan pemerintah pusat sejak masih bernama Program Sertifikasi Tanah (Prona).
Gus Muhdlor, sapaan akrab Ahmad Muhdlor menjelaskan, keringanan pembayaran BPHTB itu diberikan agar masyarakat tidak terlalu terbebani pajak saat mengurus sertifikat. Lebih ringan dari sebelum ada diskon. Wajib pajak semakin sadar kewajibannya.
’’Keringanan pembayaran BPHTB untuk kebaikan bersama. Harapannya, jumlah pembayar BPHTB terus meningkat," kata Gus Muhdlor.
Gus Muhdlor menyebutkan, capaian perolehan pajak BPHTB setiap tahun terus meningkat. Pada 2020, angkanya mencapai Rp 282 miliar, kemudian meningkat menjadi Rp 350 miliar pada 2021.
Pada tahun 2022 pun nilainya meningkat lagi menjadi Rp 440 miliar. Gus Muhdlor yakin pada 2023 ini perolehan BPHTB terus meningkat.
Masyarakat akan merasakan manfaat keringanan pajak berupa diskon BPHTB ini. Nilai tanah bertambah, tapi pajaknya lebih ringan.
Dia mencontohkan, nilai jual tanah di depan jalan yang belum dicor sekitar Rp 300 ribu. Namun, setelah jalan dicor oleh Pemkab Sidoarjo, nilai jual tanahnya bisa naik berlipat-lipat.
”Nilainya akan semakin meningkat,” terangnya.
Gus Muhdlor memastikan, hasil pembayaran pajak dari masyarakat akan kembali ke masyarakat. Karena itu, kewajiban membayar pajak harus juga menjadi kesadaran bersama. Lebih-lebih sekarang membayar pajak menjadi semakin mudah. Bisa lewat minimarket, OVO, atau Shopee Pay.
Suasana sosialisasi perbup tentang keringanan pajak BPHTB ini berlangsung meriah. Gaya Gus Muhdlor sangat disukai warga. Bahasanya mudah dimengerti. Keterangan pun mudah dipahami. Sesekali penjelasannya tentang pajak ini diselingi humor. Tawa masyarakat, kepala desa, camat, dan para pegawai pecah.
Bahkan, setelah acara selesai, Gus Muhdlor memberikan hadiah rice cooker kepada tiga lansia. Mereka bernama Rumiati (77 tahun), Partini (75), dan Wasis (69). Ketiganya sangat senang saat diajak naik ke panggung. Diajak guyon oleh Gus Muhdlor.
Dengan sopan, Gus Muhdlor mencium tangan dua janda dan seorang duda itu. Partini sampai tak bisa menahan gemasnya. Dia memeluk dan bergelayut di lengan Gus Muhdlor. Seakan-akan bupati berusia 32 tahun itu putranya sendiri.
”Ojok keliru. Jenengku Partini, nggak pakai Su (Maksudnya, bukan Supartini seperti yang disebut pembawa acara). Aku seneng oleh hadiah teko Pak Bupati. Wonge ngganteng, sik enom,” ucapnya saat kembali ke deretan tengah kursi warga.
Kepala Badan Pelayanan Pajak Daerah atau BPPD Sidoarjo Ari Suryono menyampaikan, masyarakat semakin mendapatkan berbagai kemudahaan dalam pembayaran BPHTB. Ada diskonnya pula sampai 50 persen.
Masyarakat yang mengikuti program PTSL juga bisa mengurus pajaknya melalui kantor desa. Tidak perlu datang ke kantor pajak daerah.
”Banyak kemudahan lain selain diskon,” pungkas Ari Suryono. (*)
