KETIK, JAKARTA – Kepala Pusat Riset Kebencanaan Geologi di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Adrin Tohari menyebut gunung bawah laut di perairan Pacitan, Jawa Timur, bisa berpotensi tsunami.
Prediksi itu ia sampaikan apabila ada penelitian lanjutan yang mengungkapkan bahwa gunung bawah laut itu aktif.
"Saya belum dapat informasi itu terkait apakah bisa menghasilkan erupsi bawah laut kemudian kaya di Tonga, ya erupsi gunung api bawah laut yang memicu tsunami," ujar dia di kantor BRIN, Rabu (22/2).
"Tapi kalau misalnya dia aktif dan tiba-tiba meletus, ya bisa menyebabkan tsunami kaya tsunami di Tonga ya. Itu karena erupsi bawah laut," sambungnya.
Gunung Hunga Tonga-Hunga Ha'apai di Tonga sempat menjadi sorotan usai erupsi pada Januari 2022. Letusan Gunung berapi bawah laut itu menyebabkan tsunami yang dikhawatirkan berdampak ke sejumlah negara.
Sebelum meletus, gunung api bawah laut itu juga sempat memuntahkan abu, uap, dan gas yang menyembur hingga 17 kilometer ke udara. Abu vulkanik dilaporkan mencapai Nuku'alofa, ibu kota Tonga.
Jika gunung bawah laut Pacitan itu aktif dan terjadi erupsi, Adrin menyebut akan ada sedimen yang runtuh sehingga menyebabkan terjadinya perubahan volume yang mendorong air dari dasar laut.
Dengan demikian, volume air itulah yang menjadi gelombang tsunami hingga ke daratan.
Meski demikian ia menyebut harus ada penelitian lanjutan apakah temuan gunung bawah laut di Pacitan itu aktif atau tidak. Kemudian, peneliti bisa menyimpulkan anomali gelombang yang dihasilkan.
Badan Informasi Geospasial (BIG) sebelumnya menemukan gunung bawah laut di perairan Pacitan pada koordinat 111,039 BT dan 10,661 LS. Tingginya mencapai 2.200 meter di kedalaman sekitar 6.000 meter, dengan puncak pada 3.800 meter di bawah permukaan laut.
Secara terpisah, dosen Teknik Geologi Institut Teknologi Bandung (ITB), Mirzam Abdurrachman mengungkapkan potensi bencana non-vulkanik dari gunung tersebut. (*)