KETIK, SURABAYA – Ahmad Atsnal Fikri Mahasiwa dari Untag Surabaya berhasil menciptakan inovasi dengan membuat program prediksi cuaca menggunakan algoritma ANN.
Fikri membuat program tersebut berawal dari melihat cuaca yang berubah-ubah. Penggunaan algoritma ANN ini akan bermanfaat bagi masyarakat untuk melihat hasil prediksi cuaca.
ANN adalah Artificial Neural Network atau Jaringan Saraf Tiruan. Ini adalah algoritma pembelajaran mesin yang meniru struktur jaringan saraf manusia. ANN digunakan untuk melakukan tugas seperti klasifikasi, pengenalan pola, dan prediksi.
“Tujuan utama saya mengambil tugas akhir ini agar masyarakat dapat melihat prediksi cuaca yang akan datang. Karena cuaca ini kan berubah-ubah, dengan adanya program ini masyarakat dapat bersiap menghadapi perubahan cuaca,” jelasnya pada Jumat (23/2/2024).
Mahasiswa Teknik Informatika ini menerangkan program prediksi cuaca ini sudah memiliki keakuratan di atas 70% yang memungkinkan perubahan cuaca tidak jauh berbeda dari yang dilihat pada data.
“Hasil penelitian dari program ini adalah akurasi prediksi seperti perubahan suhu 98,69 persen, kelembapan 98,42 persen, tekanan air laut 99,92 persen, jarak pandang 95,02 persen, kecepatan angin 70,72 persen dan curah hujan 84,56 persen,” ucapnya.
Program ini memiliki visualisasi seperti grafik dan tabel sehingga harapannya masyarakat mampu membaca data dengan mudah.
“Jadi di dalam program nanti sudah terdapat visual grafis dan tabel saat prediksi cuaca muncul. Sehingga masyarakat yang melihat data lebih mudah untuk membacanya,” lanjut mahasiswa yang berhasil lulus dengan IPK 3,66 tersebut.
Fikri juga menambahkan program yang saat ini dibuat sudah memiliki data perkiraan cuaca dari tiga wilayah, yakni Sidoarjo, Gresik, dan Banyuwangi.
Namun, masyarakat juga dapat menambahkan data wilayah yang ingin diprediksi asalkan data tersebut tersimpan di National Oceanic and Atsmospheric Administration (NOAA).
“Saat ini program yang saya buat hanya masih memiliki tiga sample data, yaitu Gresik, Sidoarjo dan Banyuwangi. Namun, masyarakat juga bisa memasukan data dari wilayah lain asal wilayah tersebut memiliki data di NOAA,” terangnya.
Saat ini program yang dibuat masih menggunakan sistem website lokal atau localhost sehingga belum dapat diakses jika menggunakan device lain.
Namun Fikri berharap hal ini dapat menjadi inovasi untuk pengembangan program ini.
“Untuk mengakses program ini, masyarakat harus memiliki file yang saya buat karena belum dapat terakses melalui online. Besar harapan saya program ini dapat diakses melalui online dan menambahkan inovasi-inovasi lanjutan yang mendukung program ini,” harapnya. (*)