KETIK, SURABAYA – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menghadiri gelaran Temu Karya Petani Hutan Jawa Timur yang diselenggarakan oleh Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur di Graha Unesa, Selasa (27/6/2023).
Dengan mengambil tema Hutan Lestari Masyarakat Sejahtera, acara ini digelar untuk mempromosikan dan memperkenalkan aneka produk petani hutan di Jawa Timur.
Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur, Jumadi mengatakan dalam acara ini ribuan petani hutan berkumpul untuk saling berkomunikasi mengembangkan produk mereka agar semakin berkembang
Gubernur Khofifah saat melihat salah satu produk petani hutan, Selasa (27/6/2023). (Foto: Husni Habib/Ketik.co.id)
"Pada kesempatan kali ini ada sekitar 1.500 petani hutan dari seluruh jatim yang berkumpul. Petani hutan ini memanfaatkan tanaman hasil hutan dan semuanya sudah hilirisasi," jelas Jumadi.
Dalam perkembangannya Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) dibagi menjadi beberapa kategori seperti blue, silver,gold dan platinum. Pemberian kategori ini dibedakan berdasarkan besaran transaksi yang berhasil dicapai.
Untuk kelas blue dan silver pemerintah lebih mengarahkan ke pasar lokal terlebih dahulu. Lalu untuk gold produknya bisa dipasarkan untuk kelas nasional, sedangkan platinum adalah KUPS yang produknya sudah diekspor ke luar negeri.
"Saat ini untuk KUPS kelas platinum ada 5, gold ada 36, silver 65 dan blue 60. Namun itu semua adalah data 2019 saat ini mungkin sudah ada perubahan seiring berjalannya waktu," tambah Jumadi.
Ditemui di tempat yang sama, Gubernur Khofifah menuturkan bahwa hingga saat ini cukup banyak produk KTH di Jatim yang sukses tembus pasar ekspor melalui pendampingan dari Pemprov Jatim. Salah satunya adalah produk Jahe Gajah dari Nganjuk dan dari Ponorogo yang melalui fasilitas Misi Dagang bisa mencatatkan nilai transaksi perdagangan yang luar biasa.
Selain Jahe Gajah, success story petani hutan juga diwujudkan dalam penjualan kopi hingga ekspor ke luar negeri pada Nopember 2022 lalu.
"Tiga KTH sudah dalam bentuk communal branding. Strategi Communal branding ini bisa dimanfaatkan untuk membantu dalam menjaga kualitas dan standar produk dari beberapa daerah," tutur Khofifah.
Masih soal upaya meningkatkan ekspor, selain communal branding, mantan Menteri Sosial RI tersebut mengatakan bahwa Pemprov Jatim juga sedang getol mengembangkan Desa Devisa. Untuk itu ia mendorong KTH, LMDH maupun PLMDH untuk mengidentifikasi produknya untuk masuk dalam program Desa Devisa.
"Nanti saya minta tolong Dinas Kehutanan dan Dinas Perdagangan untuk bisa melakukan identifikasi Desa devisa. Saat ini ada 140 Desa devisa di Jawa Timur dan itu desa-desa terbanyak diantara seluruh provinsi di Indonesia," ujarnya.
Sebagai informasi, Provinsi Jawa Timur berperan sebagai penyumbang perekonomian terbesar kedua di Pulau Jawa pada TW I Tahun 2023 dan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), dari lima provinsi di Pulau Jawa yang melakukan penghitungan Nilai Tukar Petani (NTP) pada Maret 2023, Provinsi Jawa Timur merupakan satu-satunya provinsi yang mengalami kenaikan NTP dengan kenaikan sebesar 0,41 persen.(*)