KETIK, SURABAYA – Revitalisasi Kawasan Kota Lama Surabaya rupanya menarik minat pemerintah Belanda untuk ikut bekerjasama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya untuk mengembangkan wisata sejarah tersebut.
Dalam kunjungannya ke Balai Kota Surabaya pada Senin (29/7/2024), Duta Besar (Dubes) Kerajaan Belanda untuk Indonesia Lambert Grijns mengatakan pihaknya sangat tertarik dengan Kota Lama Surabaya yang dibagi menjadi 4 zona pemukiman, yakni Zona Eropa, Zona Pecinan, Zona Melayu dan Zona Arab.
"Keberhasilan Pemkot Surabaya dalam merevitalisasi Kota Lama bisa menjadi contoh bagi kota lain di dunia bagaimana mengembangkan kota tua menjadi objek wisata," jelas Lambert saat ditemui di Balai Kota, Senin (29/7/2024).
Lebih lanjut, salah satu bangunan yang menarik perhatian Lambert adalah gedung singa yang berada di jalan Jembatan Merah. Dinamakan gedung singa karena didepan pintu masuknya terdapat dua patung singa. Gedung yang dibangun pada 1901 ini cukup istimewa karena dibangun oleh arsitek kenamaan Belanda Hendrik Petrus Berlage.
"Salah satu yang menarik perhatian saya itu ada gedung singa ya. Gedung ini cukup istimewa karena dibangun oleh Berlage, arsitek terkenal Belanda pada masa itu," tambahnya.
Sementara itu pada kesempatan yang sama Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi menuturkan selain gedung singa, Pemkot Surabaya dan Pemerintah Belanda juga menjalin kerjasama untuk pengembangan Makam Paneleh. Belanda tertarik membangun makam tersebut karena Wali Kota Surabaya pertama yang berasal dari Belanda dimakamkan di area tersebut.
"Saat ini kami sedang revitalisasi Makam Paneleh. Karena selain makam disana juga ada cerita sejarah yang lain," pungkasnya.(*)