KETIK, LUMAJANG – Gapura masuk Lumajang di Desa Sidomulyo Kecamatan Pronojiwo hanya tinggal rangka. Sementata tulisan "Masuk Kabupaten Lumajang" yang sebelumnya ada, kini tak nampak lagi.
Sejumlah warga di Kecamatan Pronojiwo menyayangkan hal itu, karena gapura masuk Kabupaten Lumajang itu biasanya selalu menjadi penanda dalam perjalanan, seseorang telah sampai di sebuah daerah.
"Sekarang ini yang ada hanya tulisan sponsornya saja. Sementaa tulisan Masuk Lumajang sudah tidak ada lagi," kata Joko seorang warga Kecamatan Pronojiwo.
Warga juga menyangkan hal ini, karena Kecamatan Pronojiwo memiliki sebuah kawasan wisata yang cukup dikenal sampai ke mancanegara, namun fasilitas tugu masuk Lumajang saja tak kunjung diperbaiki.
Dia menyebut, tugu pembatas masuk desa saja, hampir di semua desa di Lumajang banyak yang bagus dan terawat dengan baik.
"Saya heran juga, gapura perbasan desa saja banyak yang bagus-bagus. Ini gapura perbatasan masuk Kabupaten justru sangat memprihatinkan," sesalnya.
Warga berharap kondisi yang sangat memprihatinkan ini segera memperoleh penanganan dari Pemkab Lumajang agar warga dari luar kota memiliki penanda jika memasuki Kabupaten Lumajang.
Menanggapi gapura yang dikeluhkan warga, Ketua Kadin Lumajang Agus Setiawan SE, menilai perbaikan itu seharusnya sudah lama dilakukan. Di tengah kunjungan wisata ke Tumpak Sewu yang cukup tinggi, seharusnya gapura masuk Lumajang itu segera memperoleh perbaikan.
"Saya kemarin keliling ke Tumpak Sewu dan sekitarnya. Memang gapura itu sudah tanpa tulisan, yang ada hanya tulisan sponsor saja. Seharusnya Pemkab Lumajang juga bisa bekerja sama dengan sponsor itu, karena sudah lama nama perusahaan itu ada di situ, ya paling tidak membantu untuk memperbaiki," kata Ketua Kadin Lumajang Agus Setiawan.
Disisi lain, biaya untuk memperbaiki gapura itu, apalagi hanya tulisannya saja, tentu sangat kecil. "Kita datangkan slank bisa kok, masa memperbaiki gapura selamat datang saja nggak ada anggaran. Miris kan," kata Agus Setiawan yang juga Ketua MPC Pemuda Pancasila Lumajang.
"Kalau memang yang membangun gapura itu pihak swasta, seharusnya diingatkan atas kondisi itu," ujarnya. (*)
