KETIK, SURABAYA – Dalam kunjungan ke Surabaya, Calon Presiden RI dari PDIP Ganjar Pranowo meresmikan Posko Pemenangan untuk Pilpres 2024 di jalan Pandegiling 223 Surabaya, Sabtu (6/5/2023).
Ganjar Pranowo tiba di posko yang juga merupakan kantor PAC PDIP Surabaya sekitar pukul 12.00 WIB. Kedatangannya disambut sorak sorai ribuan pendukung yang sudah menunggunya sejak pagi hari. Melihat antusias para warga yang menunggunya, Ganjar mengaku sangat tersanjung.
"Kehadiran saya di sini untuk sowan pada panjenengan semua. Sungguh saya merasa tersanjung dan terhormat atas kehadiran dan antusiasme kader, relawan dan pendukung semuanya," ucap Ganjar.
Ganjar usai meresmikan posko pemenangan pertamanya di Surabaya,Sabtu (6/5/2023). (Foto: Husni Habib/Ketik.co.id)
Dipilihnya kantor PAC PDIP Kota Surabaya sebagai posko pemenangan pertama adalah tidak lain karena untuk mengenang para korban tragedi Kudatuli yang pernah terjadi. Melalui tragedi itu banyak korban berjatuhan demi memperjuangkan demokrasi dan keadilan.
"Di sinilah tragedi itu terjadi, di sinilah perlawanan itu terjadi dalam melawan ketidakadilan dan memperjuangkan demokrasi. Mereka yang telah gugur merupakan saudara kita para pejuang demokrasi yang harus kita kenang," tegas Ganjar.
Setelah selesai berorasi, Ganjar menuju prasasti yang terletak di depan Posko Pemenangan dan melakukan peresmian dengan memecahkan kendi dan membubuhkan tanda tangan.
"Sekarang mari kita rapatkan barisan untuk kembali berjuang. Jangan ada hoaks dan diskriminasi. Kita akan bertanding dan berkompetisi dengan sehat," pungkas Ganjar.
Seperti diketahui tragedi Kudatuli merupakan penyerbuan dan pengambilalihan secara paksa kantor DPP PDI pada 27 Juli 1996 di Jalan Diponegoro 58, Menteng Jakarta Pusat.
Kantor semula dikuasai Ketua Umum DPP PDI Megawati Soekarnoputri dan barisan pendukung setia yang waktu itu disebut PDI Promeg (Pro Megawati).
Penyerbuan dilakukan barisan Soerjadi-Buttu Hutapea, yang menyebabkan korban meninggal dunia dan luka-luka. Diyakini luas, penyerbuan itu juga mendapat back up dari pemerintah dan aparat keamanan.
Penyerbuan itu mendapat reaksi keras dari berbagai daerah, termasuk Surabaya. Pada 28 Juli 1996, di Kota Pahlawan, terjadi unjuk rasa besar dari area Kebun Binatang Surabaya terus berlanjut ke Jalan Diponegoro. Di tengah jalan, aparat militer menyapu bersih membuat massa kocar-kacir, puluhan orang luka-luka dan ditangkap.(*)