KETIK, MALANG – Sejumlah Pegawai Honorer Kabupaten Malang yang meliput Pegawai Tidak Tetap (PTT) dan Guru Tidak Tetap (GTT) berhasil kumpulkan Rp 32 juta untuk donasi Palestina. Donasi disalurkan melalui Baznas Kabupaten Malang, Rabu, (22/11/2023).
Para pegawai honorer dan guru honorer yang mengumpulkan donasi tersebut, tergabung dalam Forum Honorer PGRI Cabang Poncokusumo Kabupaten Malang. Mereka menyerahkan donasi kepada Ketua Baznas Kabupaten Malang, KH Khoirul Hafidz Fanani di Korwil Poncokusumo.
Ketua Baznas Kabupaten Malang, KH Khoirul Hafidz Fanani mengatakan, donasi ini pertama kali diterimanya dari dunia pendidikan di Kabupaten Malang, baik itu dinas maupun PGRI.
Karenanya, Baznas Kabupaten Malang mengapresiasi penghimpunan donasi tersebut. "Apalagi ini dari para honorer, sangat bagus. Semoga menjadi amal baik dan tauladan umat," kata KH Khoirul Hafidz Fanani.
Sementara itu, Ketua Forum Honorer, Eko Wahyudi mengatakan, jika penggalangan dana seperti ini sudah sering dilakukan. Hal ini untuk aksi sosial, kemanusiaan dan kepedulian terhadap sesama.
"Jumlah dana yang diserahkan, dihasilkan dari keluarga pendidikan di Poncokusumo, mulai dari wali murid, guru, dan semua jajaran pendidik di tingkat Sekolah Dasar Negeri," sebutnya.
Termasuk kata dia, anggota sebanyak 117 honorer terdiri PTT dan GTT turut terlibat aksi untuk Palestina tersebut. "Penghimpunan donasi untuk Palestina juga melibatkan fasilitator," urainya.
Uyun Nailufar, fasilitator kegiatan ini mengaku bahwa sumbangan sejumlah itu masih tahap awal. "Donasi masih terus bergulir, karena akan ada sumbangan dihimpun para guru TK- PAUD yang juga akan disetorkan melalui Baznas," ungkapnya.
Ketika ditanya jumlah gaji yang diterima oleh 117 honorer itu, Uyun menerangkan bahwa honor mereka bervariasi antara Rp 250 Ribu sampai yang terbesar yaitu Rp 800 ribu.
"Bukan penghasilan yang tinggi atau bahkan lebih, akan tetapi semangat untuk membantulah yang tinggi dari kami," tuturnya. Terlebih aksi ini kata dia, untuk kemanusiaan terhadap sesama bagi warga Palestina yang menjadi korban perang. (*)
