KETIK, BATU – Ahli Politik dan Kebijakan Publik Universitas Brawijaya, Andhyka Muttaqin mengatakan bahwa gagasan yang disampaikan ketiga pasangan calon (paslon) pada debat publik pertama Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Batu cukup bagus.
Menurutnya, masing-masing paslon telah memaparkan visi-misi, pendalaman visi-misi dan program mereka dalam debat kali ini. Mereka juga saling bertanya mengenai beberapa hal yang relevan dengan tema debat yang meliputi pariwisata, pertanian, agraria, dan lingkungan hidup.
Namun, ia menilai paslon nomor 2 Firhando-Gumelar lebih menonjol karena ada sesuatu yang baru, terutama soal program Batu Smart Waste Management dan Batu Agribisnis Center.
"Menurut saya ini hal yang benar-benar baru. Ini menarik dan visioner,” urainya, Selasa, 22 Oktober 2024.
Andhyka mengaku tertarik pada calon wali kota dari paslon nomor 2. Ia menilai, keberanian cawali nomor urut 2, Firhando Gumelar, yang notabene masih muda, tidak punya pengalaman di birokrasi dan pemerintahan baik eksekutif maupun legislatif, patut diapresiasi.
“Firhando ini masih muda dan dianggap kurang berpengalaman. Tapi dia cukup berani berada dalam satu panggung debat melawan politikus-politikus kawakan seperti paslon lain yang lebih berpengalaman di pemerintahan," urainya.
Dosen Departemen Administrasi Publik Universitas Brawijaya itu mengatakan, Firhando menunjukkan bahwa dia anak muda yang adaptif dan responsif.
Menurutnya, di era disrupsi seperti sekarang ini, masyarakat membutuhkan kecepatan dan inovasi dalam memecahkan masalah yang ada di masyarakat.
"Biasanya, semua itu dimiliki anak muda, dan itu ada pada anak muda seperti Firhando ini,” tegasnya.
Sejauh pengamatan Andhyka, dalam debat perdana tersebut ada paslon yang sekadar menyampaikan pengalamannya selama menjadi anggota dewan dan apa yang sudah mereka kerjakan. Baginya, ini normatif dan tidak ada yang baru dan lebih visioner.
“Paparan dan jawaban semua paslon bagus meski cukup standar. Kita belum bisa mendapatkan gambaran utuh tentang ide-ide yang telah mereka tuangkan dalam program masing-masing. Ini bisa dipahami, karena waktu yang mereka miliki sangat terbatas untuk menyampaikan secara utuh,” ujar Andhyka.
Bukan hanya itu, menurut Andhyka, ketiga paslon masih terlihat meraba-raba dan memetakan. Baginya, hal ini wajar karena baru debat pertama, sehingga ketiga paslon juga belum mengetahui situasi dan kondisi medan, serta bagaimana alur debat yang mereka jalani meski sudah mengetahui rundown-nya.
"Saya yakin pada debat kedua dan ketiga akan lebih seru karena mereka sudah berpengalaman di debat pertama. Persiapan mereka juga akan lebih matang dalam menyiapkan materi-materi debat, serta memahami substansi permasalahan yang akan disajikan dalam debat berikutnya," tegas Andhyka.(*)