KETIK, SURABAYA – Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengadakan pertemuan dengan kepala SD negeri dan SMP negeri di seluruh Kota Surabaya yang digelar di SDN Ketabang, Senin (5/8/2024).
Pada pertemuan tersebut Eri membahas tentang iuran yang selama ini selalu melibatkan siswa. Menurutnya pihak sekolah tidak boleh meminta iuran kepada para siswa untuk alasan apapun.
Jika tetap ingin menarik iuran untuk keperluan seperti wisuda atau rekerasi, harus melalui komite dan korlas. Yang paling penting jangan pernah melibatkan anak-anak, karena hal tersebut dikhawatirkan akan mengganggu mental siswa.
"Kalau misal di dalam korlap ada orang-orang kaya dan mereka ingin membantu agar orang yang tidak mampu bisa ikut, saya acungi jempol," jelas Eri, Senin (5/8/2024).
"Tetapi kalau kembali kepada anaknya, anaknya dikasih tahu ada sumbangan seikhlasnya, sedangkan dia anak orang enggak punya, ya kasihan," imbuhnya.
Mantan Kepala Bappeko Surabaya tersebut menambahkan, tugas anak-anak di sekolah adalah belajar. Karena itu, ada baiknya jika para siswa tidak diberitahu mengenai adanya iuran di sekolah.
Dikatakan Eri, lebih baik dikomunikasikan langsung dengan orang tua agar anak tidak merasa tertekan dengan adanya iuran.
"Saya berharap bapak ibu tidak melibatkan anak-anak dalam iuran. Anak anak diajarkan tidak tahu, anak anak akhirnya tidak ada rasa persaingan, permusuhan,"tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Yusuf Masruh menuturkan pihak sekolah melibatkan banyak pihak dalam penentuan iuran, apalagi ada banyak elemen yang harus ikut dilibatkan. Dan yang paling penting jangan membebani anak terkait masalah iuran.
"Sekolah itu ada banyak elemen, peserta didik, guru, ada elemen komite sekolah. Ini perlunya komunikasi," tuturnya
"Pak eri sudah menyampaikan, jangan dibebani pada anak. Intinya, pihak sekolah itu harus kreatif," pungkasnya.(*)