KETIK, MALANG – Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang terus memacu perizinan usaha para pelaku UMKM. Pasalnya UMKM di Bhumi Arema tersebut, hingga akhir September 2023 lalu telah tumbuh 5-10 persen.
Dijelaskan oleh Eko Sri Yuliadi selaku Kepala Diskopindag Kota Malang bahwa terdapat peningkatan sekitar 500 UMKM yang telah memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB).
"UMKM yang memiliki NIB ada peningkatan dan kita bergerak terus. Kemarin ada sekitar 6.500 UMKM dan penambahan sekitar 500 (yang telah memiliki NIB)," ujar Eko, Kamis (26/10/2023).
Meskipun peningkatan belum signifikan, Eko menekankan bahwa pertumbuhan bisnis setiap UMKM sangat dinamis. Khususnya pelaku yang baru menjalankan bisnisnya masih harus meraba-raba pangsa pasar dan strategi penjualan.
"Kita harus melihat kultur UMKM. Kalau mereka sudah settle kan pasti sudah ada NIB. Sekarang orang-orang UMKM masih melakukan usaha dan harus menghasilkan uang dulu. Dagangan mereka juga masih adaptasi dengan permintaan pasar," lanjut Eko.
Tak hanya NIB, Diskopindag Kota Malang juga tengah memperkuat sertifikasi halal terhadap produk pelaku UMKM. Terdapat sekitar 750 UMKM yang mengajukan sertifikasi halal untuk produk yang dijual.
"Kita terus adakan kurasi, untuk yang sertifikasi halal ini kita masih sekitar 500. Karena syarat halal harus kita perkuat dulu mulai dari produksi, packaging sampai marketing. UMKM yang mengajukan hampir sekitar 750 tapi kita verifikasi. Itu bertahap 5 tahun terakhir," paparnya.
Eko memastikan bahwa segala perizinan mulai dari NIB, sertifikat halal, merk, mendapatkan subsidi dari Pemerintah Kota Malang. Diskopindag Kota Malang memiliki anggaran sekitar Rp 100 juta untuk memfasilitasi perizinan pelaku UMKM.
"Kita fasilitasi sampai keluar sertifikasi halalnya, itu gratis. Tahun depan perlu kita tambah lagi anggarannya," lanjutnya.
Menurutnya pertumbuhan UMKM hingga akhir September 2023 ini mencapai 5-10 persen. Terlebih usai pandemi Covid-19 ini mulai banyak penjualan offline yang dilakukan oleh pelaku UMKM.
"Berarti tingkat pertumbuhan para pelaku usaha UMKM meningkat, kemudian demandnya dari makanan minuman juga meningkat. Sekarang sudah offline dan salah satu pengaruhnya dari jumlah mahasiswa, dari luar kota kalau weekend banyak yang masuk ke Malang," ujar Eko.