Ekonomi Dunia Bergejolak, OJK Pastikan Sektor Keuangan Indonesia Tetap Stabil

Jurnalis: Husni Habib
Editor: Mustopa

4 November 2024 18:07 4 Nov 2024 18:07

Thumbnail Ekonomi Dunia Bergejolak, OJK Pastikan Sektor Keuangan Indonesia Tetap Stabil Watermark Ketik
Gedung OJK Jatim. (Foto: Husni Habib/Ketik.co.id)

KETIK, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kondisi sektor keuangan Indonesia masih stabil di tengah meningkatnya risiko geopolitik dan melemahnya aktivitas perekonomian global.

Dalam Rapat Dewan Komisioner Bulanan yang digelar 30 Oktober 2024 lalu, OJK melihat tantangan ekonomi saat ini adalah ketidakpastian geopolitik.

Raksasa ekonomi dunia Amerika Serikat (AS) menunjukkan perkembangan yang lebih baik dari ekspektasi awal, seiring solidnya pasar tenaga kerja serta membaiknya permintaan domestik.

"Di Eropa, aktivitas perekonomian mulai membaik yang terlihat dari naiknya penjualan ritel, namun dari sisi manufaktur masih relatif tertekan," jelas Plt. Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan dan Komunikasi, M. Ismail Riyadi, Senin 4 November 2024.

Sementara untuk wilayah Asia, Pemerintah Tiongkok terus mengeluarkan stimulus untuk mendorong sektor riil dan kembali melonggarkan kebijakan moneter.

Hal ini dilakukan karena pertumbuhan ekonomi Tiongkok pada Q3-2024 masih menunjukkan perlambatan baik dari sisi demand maupun supply.

Untuk kondisi geopolitik di kawasan Timur Tengah yang tengah meningkat, menjadi tantangan bagi prospek perekonomian ke depan. Disusul AS yang akan menggelar pemilihan presiden pada November 2024.

"Perkembangan tersebut menyebabkan premi risiko meningkat dan kenaikan yield secara global. Hal ini mendorong aliran modal keluar (outflow) dari negara emerging markets, termasuk Indonesia," tambahnya.

Kinerja perekonomian secara umum masih terjaga stabil di tengah lemahnya kondisi perekonomian global. Inflasi inti terjaga serta neraca perdagangan masih mencatatkan surplus sejak Juli 2024. 

"Namun demikian, perlu dicermati Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur yang masih berada di zona kontraksi serta pemulihan daya beli yang berlangsung relatif lambat," pungkasnya.(*)

Tombol Google News

Tags:

OJK keuangan Ekonomi geopolitik Permodalan