Drama Ormas Geruduk Kantor Camat Asemrowo Surabaya, Tuduhan Tak Berdasar hingga Staf Trauma

Jurnalis: Husni Habib
Editor: Mustopa

9 Januari 2025 14:27 9 Jan 2025 14:27

Thumbnail Drama Ormas Geruduk Kantor Camat Asemrowo Surabaya, Tuduhan Tak Berdasar hingga Staf Trauma Watermark Ketik
Camat Asemrowo Surabaya, Muhammad Khusnul Amin saat menggelar konferensi pers. (Foto: Diskominfo Surabaya)

KETIK, SURABAYA – Camat Asemrowo, Kota Surabaya, Muhammad Khusnul Amin buka suara terkait viralnya aksi sekelompok ormas yang memaksa masuk ke ruang kerja pada Senin 6 Januari 2025 pagi.

Ia mengatakan bahwa ketegangan bermula dari upaya penertiban bangunan liar di beberapa lokasi.

“Kami melakukan penertiban bangunan liar atas permintaan warga dan tokoh masyarakat," jelas Amin dalam konferensi pers di Kantor Kecamatan Asemrowo Surabaya, Rabu 8 Januari 2025.

"Lokasi pertama di bawah Jembatan Dupak Rukun Barat, ada sekitar 20 bangunan liar yang mengganggu akses warga," imbuhnya.

Sebelum melakukan penertiban pihaknya telah menggelar sosialisasi dan memberikan surat peringatan kepada warga terdampak. Akan tetapi saat melanjutkan penertiban ke arah barat terdapat ormas yang protes terhadap tindakan tersebut.

Dalam aksi protes tersebut, pihak ormas awalnya menghubungi untuk bertemu pada Senin 6 Januari 2024 pagi. Akan tetapi dirinya sedang menggelar rapat dengan 2 orang staf terkait inovasi dan program.

"Tapi pagi hari mereka sudah datang. Saat itu saya lagi ada rapat dengan dua staf, Mas Alfian dan Mbak Devi," tambahnya.

Karena sedang fokus pada rapat, Amin pun meminta waktu untuk menyelesaikannya sebelum menemui massa. Namun, situasi semakin memanas dengan adanya tuduhan tak berdasar dari ormas yang menuding tidak melayani masyarakat.

"Mereka datang sambil teriak-teriak, ada yang gedor-gedor pintu. Akhirnya mereka menuduh saya, (menyembunyikan) perempuan di dalam," paparnya.

Amin menyayangkan sikap ormas yang datang ke kantor kecamatan dengan ramai-ramai. Bahkan mereka menggiring opini di media sosial seakan ia tengah menyembunyikan wanita di dalam ruangan.

"Jadi kalau disebut tidak melayani warga, keliru itu. Mereka (seharusnya) datang baik, dengan sopan santun, bukan gerudukan," tegasnya.

Akibat kejadian tersebut Devi, salah satu staf Kecamatan Asemrowo Surabaya mengaku trauma atas insiden tersebut.

Sebab, di saat rapat bersama Alfian dan camat, tiba-tiba terdengar suara teriakan disertai gedoran pintu. Karena itu, Devi langsung lari dan bersembunyi di bawah meja.

"Kenapa saya lari di bawah meja pak camat, karena saya ketakutan, bukan karena saya melakukan sesuatu aneh-aneh dengan pak camat," pungkasnya.(*)

Tombol Google News

Tags:

Camat Asemrowo Ormas Penggusuran protes video viral trauma