KETIK, MALANG – DPRD Kota Malang pesimis dengan target Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang ditetapkan oleh Pemerintah Kota Malang di tahun 2023. Pasalnya Pemkot Malang menargetkan PAD lebih dari Rp 1 triliun.
Keraguan tersebut diungkapkan langsung oleh I Made Riandiana Kartika selaku Ketua DRPD Kota Malang usai Rapat Paripurna Pandangan Umum Fraksi terhadap Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD tahun anggaran 2022.
"Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) diberikan target di luar kemampuan mereka. Justru iramanya lebih berubah, dewan pesimis dengan target PAD," ujar Made pada Senin (3/7/2023).
Tingginya PAD tersebut berujung dengan perubahan target pada Perubahan Anggaran Keuangan (PAK). Pihaknya sendiri mengusulkan supaya target PAD dapat direvisi menjadi Rp 650 miliar. Namun Wali Kota Malang, Sutiaji tetap optimis perolehan PAD dapat mencapai Rp 850 miliar.
"Kalau target PAD yang kelebihan dan di luar kemampuan menurut Badan Anggaran (Banggar) berimplikasi pada gagal bayar. Pendapatan dan belanja itu harus seimbang. PAK besok Rp 1 triliun lebih tidak mungkin tercapai dan akan direvisi Rp 650 menurut Badan Pendapatan Daerah (Bapenda). Tapi Pak Wali Kota masih memaksa di angka Rp 850 miliar untuk tahun 2023," lanjutnya.
Hal tersebut juga disoroti oleh Akhdiat Syabril Ulum selaku perwakilan Fraksi PKS. Pihaknya menyoroti realisasi PAD Kota Malang di tahun 2022 pada sektor pendapatan pajak daerah ialah 96,72 persen. Dalam artian dari target Rp 566 miliar, baru terealisasi sebesar Rp 547 miliar.
"Realisasi beberapa jenis pajak masih jauh berada di bawah targetyang telah ditentukan. Teritama jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2022 yang cukup signifikan yaitu mencapai 6,32 persen," ungkapnya saat penyampaian pandangan umum fraksi.(*)