KETIK, MALANG – Dosen Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (FP UB) mendorong kemandirian para transmigran yang berada di Kapitan Meo, Kabupaten Malaka, NTT. Upaya tersebut dilakukan dengan pengembangan jagung raja R7 di satu hektar lahan di wilayah tersebut.
Dr. Budi Waluyo, Dosen FP UB menjelaskan, produktivitas jagung raja R7 dapat mencapai 12 ton per hektar. Jagung tersebut merupakan hasil pemulia UB dengan perusahaan swasta.
Apabila jagung tersebut dijadikan silase, produktivitasnya mampu mencapai 35-40 ton per hektare. Perbincangan telah dilakukan dengan Kepala Dinas Pertanian Malaka. Diharapkan produktivitas jagung dapat mencapai 12-16 ton per hektar.
"Dari percobaan yang telah dilakukan di beberapa daerah dengan benih Jagung Raja R7 bisa menghasilkan 16 ton per hektare asalkan ada input berupa pupuk," ujarnya, Rabu,11 September 2024.
Apabila produktivitas tinggi, dapat diolah menjadi industri masyarakat. Sedangkan untuk jagung yang dijadikan silase mampu diolah menjadi pakan ternak.
"Ke depannya kami dan Dinas berharap wilayah Kapitan Meo menjadi salah satu pusat unggulan apapun yang berdampak pada masyarakat,” lanjutnya.
Terlebih Trans Kapitan Meo memiliki sumber daya alam yang bagus, ditunjang dengan tanah yang subur meskipun terhalang pengairan. Apabila kondisi tersebut dikelola ketika musim hujan, hasil maksimal dapat dinikmati.
Sebagai informasi kegiatan tersebut bagian dari Program Dana Padanan 2024 untuk Percepatan Kemandirian Masyarakat Transmigran Melalui Optimalisasi Budidaya, Pengolahan, dan Pemasaran Komoditas Jagung Raja R7 di Kawasan Transmigrasi Perbatasan Indonesia-Timor Leste.(*)