KETIK, SURABAYA – KONI Jatim mendorong cabang olahraga (cabor) mulai menjajal beberapa venue di Aceh dan Medan menjelang Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024 Aceh-Sumatera Utara. Ajang tersebut bakal berlangsung pada 8-20 September mendatang.
Hal ini dilakukan sebagai tahap adaptasi yang saat ini dilakukan sejumlah cabor di Aceh maupun Medan dengan rentang waktu berbeda-beda tergantung kapan cabang olahraga (cabor) mulai berlaga.
Beberapa cabor yang mendahului adalah triathlon, paralayang, selam laut, aeromodeling, arung jeram, dayung, paramotor, terbang layang, gantole, renang laut, selancar angin, layar dan bermotor.
Ketua umum KONI Jatim, Muhammad Nabil mengatakan tahap adaptasi ini sangat penting utamanya bagi cabor-cabor yang terkait langsung dengan kondisi alam. Itu karena penyesuaian kondisi ini sangat dibutuhkan oleh oleh atlet agar bisa berlaga dengan baik seperti saat di tempat latihan di Jawa Timur, maupun nantis saat bertanding di Aceh maupu Medan.
“Ini menjadi salah satu persiapan bagi atlet untuk beradaptasi dengan kondisi cuaca dan alam di sana termasuk mengenal kondisi lapangan pertandingan,” kata Nabil, Selasa (20/8/2024).
Mengingat waktu yang sudah sangat mepet, Nabil mengingatkan kepada masing-masing pelatih dan atlet untuk bisa menjaga kondisi fisik agar peak performance-nya pas.
Namun demikian, secara keseluruhan ia menilai persiapan para atlet sudah cukup maksimal dengan skema training camp baik dalam maupun luar negeri, di tambah program try out mengikuti event-event bergengsi.
“Apa yang diperoleh saat TC atau try out bisa memberi warna tersendiri dan kesiapan lebih maksimal. Peluang mudah-mudahan yang terbaik. Kita secara hitungan leading tapi leadingnya itu akan dihadapkan situasi lapangan dan psikologi anak-anak,” pungkasnya.
Sementara itu, Anastasia Kirana selaku Ketua Federasi Triathlon Indonesia (FTI) Jatim mengatakan dirinya sengaja berangkat mendahului sebelum jadwal lomba atau satu minggu sebelum pertandingan dimulai sejak 31 Agustus 2024.
“Kami mengejar adaptasi karena anak-anak camp di Situbondo dengan cuaca yang panas, tapi nanti kita kebagian di Aceh Tengah yang lumayan (dingin), suhu air dicek 15-19 derajat, dan sudah diyakinkan ada gelombang flu. Jadi kami adaptasi cuaca,” kata Kirana. (*)