KETIK, MALANG – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) diterpa wacana Muktamar Luar Biasa baru-baru ini. Hal tersebut ditanggapi oleh Ketua PBNU sekaligus Pengasuh Ponpes An Nur 1 Malang, KH Ahmad Fahrur Rozi, Kamis, 19 September 2024.
KH Ahmad Fahrur Rozi yang merupakan Ketua Bidang Keagamaan PBNU memastikan saat ini soliditas warga NU hingga tingkat bawah masih kuat.
Terkait gagasan sekelompok orang yang menginginkan adanya Muktamar Luar Biasa, Gus Fahrur sapaan akrabnya menilai hal itu sebatas mimpi di siang bolong.
"Gagasan Muktamar Luar Biasa itu tidak ada pendukungnya. Hanya kumpulan orang pinggiran yang tidak ada legal standing-nya atau mimpi di siang bolong. Kepengurusan PBNU sangat solid, dari atas ke bawah bekerja dengan baik sampai hari ini," Gus Fahrur.
Menurutnya, wacana MLB tidak ada dukungan di daerah-daerah. "Saya sudah melakukan verifikasi ke berbagai daerah, ternyata usulan MLB NU itu tidak ada sambutan sama sekali," terangnya .
Ia menjelaskan, mereka yang getol menyuarakan isu MLB itu hanya sekelompok pengangguran yang disuruh orang lain. "Gagasan MLB ini suruhan orang untuk membuat gaduh, fakta di lapangan tidak ada yang mendukung mereka," ucapnya di Ponpes An Nur 1 Malang, Bululawang, Kabupaten Malang.
Gus Fahrur mengaku, ada juga yang mencatut forum kyai kampung. "Itu jelas penipuan, saya tahu saudara Maftuh yang mengaku dirinya sebagai ketua forum kyai kampung dan pengasuh Ponpes Nurmuhammad Sidoresmo itu fiktif, tidak ada santrinya dan bukan kyai," sebutnya.
Forum kyai kampung itu aslinya dibentuk oleh sahabatnya yakni Gus Fahrur, Pengasuh Ponpes Canggan, Bangil, Pasuruan. "Lalu beliau sakit dan sekarang diaku oleh saudara Maftuh. Saya paham siapa dia dan hanyalah pemain sandiwara, bukan kyai kampung yang sesungguhnya," bebernya.
Gus Fahrur menambahkan, tidak ada kyai kampung yang mendukung Muktamar Luar Biasa NU tersebut. Hal itu hanyalah oknum yang mencatut nama kyai kampung.
"Kyai kampung sesungguhnya adalah para kyai akar rumput yang ikhlas mengajar masyarakat dan tidak ikut hiruk pikuk politik. Jadi gagasan Muktamar Luar Biasa jelas mereka tidak punya hak suara untuk melakukan hal itu," tuturnya. (*)