KETIK, MALANG – Dinas Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah (Dispussipda) Kota Malang melakukan alih bahasa dan alih aksara terhadap naskah kuno. Naskah tersebut ialah Serat Yusuf dan Babad Mambangul Ngulum.
Kedua naskah kuno itu merupakan sumbangan dari masyarakat. Saat ini baik Serat Yusuf maupun babad Mambangul Ngulum telah didaftarkan di Perpustakaan Nasional RI sejak 8 Februari 2023.
Naskah kuno berbahan kertas Eropa itu memiliki kisah yang beragam. Dalam Serat Yusuf, terdapat 105 lembar yang berisikan puisi naratif kehidupan Nabi Yusuf. Mambangun Ngulum memiliki bentuk berupa buku dengan tulisan tangan menggunakan tinta alami.
Kedua naskah kuno dilakukan proses pengalihan jenis tulisan dari aksara Jawa baru ke aksara latin, atau alih aksara. Sedangkan untuk proses akih bahasa berupa pergantian Bahasa Jawa pertengahan ke Bahasa Indonesia.
"Tahun ini kami juga melakukan identifikasi naskah kuno koleksi museum Karmel Padmawiyata yang ada di dalam taman doa dan Kolumbarium Paranti Jati, bersama filolog," ujar Kepala Duspussipda kota Malang, Yayuk Hermiati," Selasa (13/8/2024).
Kegiatan alih bahasa hingga identifikasi naskah kuno dilakukan dengan berpatokan pada buku terbitan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang tahun 2015 dan tahun 2020. Menurut Yayuk, pelestarian juga dilakukan dengan pendekatan kewilayahan.
"Kami melakukan pendekatan kewilayahan yakni kepemilikan naskah kuno yang dilestarikan di wilayah Kota Malang. Kegiatan pelestarian sudah kita mulai sejak 2022 dengan pendataan ke gereja," lanjutnya.
Usai pendataan naskah kuno ke gereja di Kota Malang, dilanjutkan sosialisasi kepada budayawan, sejarawan, filolog, peneliti, dosen, hingga pemerhati naskah kuno, pada 2023.
"Ada sekitar 23 naskah kuno yang ada di Kota Malang. Setelah observasi dan pendataan, ternyata hanya 15 naskah kuno yang masih tersimpan dengan baik. Salah satunya di Museum Karmel Padmawiyata," tutup Yayuk. (*)