KETIK, MALANG – Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang telah melakukan uji coba rekayasa lalu lintas di kawasan Buk Gluduk. Untuk memaksimalkan rekayasa tersebut, pengaturan lalu lintas akan merembet di simpang Jalan Trunojoyo.
Kepala Dishub Kota Malang, Widjaja Saleh Putra menjelaskan rekayasa tersebut membuat pengendara dari arah Jalan Embong Brantas dilarang belok ke kanan di Jalan Trunojoyo menuju ke arah Boldi di jam-jam tertentu. Rencananya rekayasa tersebut akan berlangsung dari pukul 06.00-09.00 WIB.
"Dari arah barat ke selatan (Jalan Embong Brantas ke arah Boldi) tidak boleh belok kanan. Kemudian dari utara Jalan Trunojoyo juga tidak boleh belok kanan ke SPBU," ujar Widjaja, Jumat (8/9/2023).
Widjaja mengaku rencana tersebut masih dalam proses pembahasan bersama Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (FLLAJ) Kota Malang. Waktu untuk sosialisasi kepada masyarakat pun akan memakan waktu yang relatif panjang.
"Dari hasil evaluasi dari Forum Lalu Lintas, saran yang bisa dilakukan adalah kami sosialisasi kepada masyarakat. Bahwa kami akan menambah rekayasa berikutnya di simpang Trunojoyo. Namun pelakuan akan berbeda," lanjutnya.
Widjaja memperkirakan sosialisasi dapat memakan waktu hingga dua minggu. Selain itu, terbatasnya infrastruktur juga menjadi bahan pertimbangan uji coba hanya dilakukan pada jam-jam tertentu.
"Kami berikan informasinya jauh-jauh hari, mungkin selama dua minggu, mulai minggu depan kita lakukan. Kita juga memakai jam-jam tertentu karena ini masalah teknis. Kalau ditutup sehari bisa tambah ruwet, karena kita infrastruktur juga terbatas. Maka sosialisasi dulu yang belok kanan itu tidak boleh dalam jam sibuk saja," Widjaja melanjutkan.
Perlu diketahui bahwa lalu lintas yang ada di kawasan Buk Gluduk terutama di simpang Jalan Trunojoyo sering dikeluhkan pengguna jalan. Bukan hanya karena padatnya arus kendaraan, namun juga banyaknya angkutan besar yang melintas dan memenuhi badan jalan.
"Kita lakukan sosialisasi dulu karena kan berat beda dengan di Kayutangan dan Jalan Untung Suropati. Akan kita lakukan berbeda dan lebih panjang sosialisasinya. Namun yang terpenting kita ada upaya, dari pada tidak ada, karena sudah berpuluh-puluh tahun kondisinya begitu," ungkapnya. (*)