KETIK, GARUT – Negara Islam Indonesia (NII) melakukan deklarasi kembali ke dalam pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Hal tersebut dilakukan dalam kegiatan halaqah dakwah yang diselenggarakan oleh MUI Kabupaten Garut, yang bertempat di Pendopo Kabupaten Garut, pada Jumat (27/10/2023).
Mantan pengikut NII berikrar setia terhadap NKRI di depan jajaran MUI Pusat, MUI Kabupaten Garut, Wakil Bupati Garut, dan Forkopimda Kabupaten Garut.
Ketua MUI Pusat, KH Cholil Nafis (berkacamata) bersama TNI, Polri dan MUI Garut (Foto: dokumen pribadi KH Cholil)
Ketua MUI Pusat, KH Cholil Nafis, Lc., MA, PhD., meminta kepada Pemda Kabupaten Garut memberi perhatian lebih terhadap masih maraknya gerakan NII di Kota Dodol tersebut.
"Gerakan NII yang masih ada saat ini lebih berbahaya dibanding perselisihan jelang pilpres, ini tidak boleh terjadi," ujar Kiai Cholil dilansir dari media sosial pribadinya.
Menurutnya, bahwa setiap ada pembangkangan terhadap negara Indonesia harus ditumpas ke akar-akarnya, dalam hal ini oleh aparat dan pemerintah.
"Rasulullah melakukan operasi militer kepada bani Nadzir di Madinah, bukan karena agama mereka Yahudi, tetapi karena mereka membangkang terhadap perjanjian Madinah, tidak mau taat terhadap Negara Kesatuan Republik Madinah saat itu," jelas Kiai Cholil.
Dirinya menegaskan, bahwa kepentingan politik jangan memanfaatkan anasir-anasir yang membangkang terhadap NKRI.
"Kalau mereka diberi hati karena kita butuh suara mereka, pasca pemilu mereka akan menuntut jatah, dan tentu akan semakin besar dan semakin merongrong NKRI," bebernya.
Karena itu, ia memberi apresiasi yang tinggi kepada MUI Kabupaten Garut di bawah kepemimpinan KH Sirojul Munir yang tidak henti-hentinya berdakwah mengajak mereka yang sudah masuk NII untuk kembali lagi ke pangkuan NKRI.
"Tugas mengembalikan mereka ke NKRI merupakan tugas kita semua, lebih-lebih lembaga pemerintah, sehingga mereka akan semakin terkikis bukan semakin besar," jelas Kiai Cholil.
"Ayo semua bergandengan tangan mengembalikan mereka agar tidak tersesat dalam agama, juga tidak menjadi korban pemerasan ekonomi, juga agar NKRI kita tidak terancam," ajaknya.
Kiai Cholil menjelaskan kepada para peserta yang eks NII, bahwa ber NKRI, ber Pancasila tidak bertentangan dengan ajaran agama Islam.
"Meyakinkan umat bahwa Pancasila sebagai dasar negara Indonesia ini sesuai dengan ajaran Islam. Membela tanah air adalah bagian dari kewajiban beragama," tandasnya.,(*)