KETIK, JEMBER – Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) Republik Indonesia, Kiki Yuliati, menyampaikan pentingnya Teaching Factory (Tefa) di lingkungan pendidikan vokasi.
Hal itu disampaikannya saat melakukan kunjungan langsung ke Tefa Susu UHT di Gedung Teknologi Pertanian, Politeknik Negeri Jember (Polije) pada Senin (17/7/2023).
Tefa merupakan model pembelajaran bagi pendidikan vokasi yang berbasis produksi/jasa yang mengacu pada standar dan prosedur yang dilakukan seperti yang terjadi di industri.
Bagi negara yang industrinya sangat maju dengan jumlah yang banyak dan memiliki kemampuan yang tinggi untuk memberikan program magang mahasiswa, menurutnya, tidak perlu Tefa.
"Tapi di Indonesia kita tahu industrinya tidak sebanyak itu, jumlah mahasiswa jauh lebih besar dr kapasitas industri memberikan pembelajaran ke calon pekerja, maka tefa menjadi sentral pendidikan vokasi," ujar Kiki.
Karena pembelajaran di vokasi itu tidak hanya teori saja, tetapi dibarengi dengan praktik nyata atmosfernya seperti di lingkungan industri. "Atmosfer industri ya teaching factory," imbuhnya.
Kiki mencontohkan, seperti produksi susu UHT. "Kalau ini sudah berjalan produksinya, harus jam 6 pagi, barangkali mahasiswanya datang kesini jam setengah enam pagi. Tidak pakai jam kuliah karena di industri seperti itu," jelasnya.
Menurutnya, karakter mahasiswa vokasi harus berintegrasi dengan bidang-bidang pekerjaan di industri. "Ketelitian, kehati-hatian, kedisiplinan itu ada teaching factory," ulas Kiki. (*)
