KETIK, PALEMBANG – Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) menyebut pengasapan atau fogging tidak begitu efektif untuk mengatasi nyamuk Aedes Aegypti penyebab penyakit demam berdarah dengue (DBD).
Hal ini diterangkan oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Provinsi Sumsel, Ira Primadesa. Dia mengatakan bahwa fogging tidak bisa memberantas jentik-jentik nyamuk.
“Fogging itu tidak bisa membunuh jentik-jentik nyamuk. Itu cuma dipakai untuk memberantas nyamuk-nyamuk dewasa,” katanya, Selasa 19 November 2024.
Meski bisa dipakai untuk mengatasi nyamuk dewasa, Ira tetap tidak merekomendasikan penggunaan fogging untuk membunuh nyamuk secara rutin.
Sebab, lanjut Ira, nyamuk juga bisa mengembangkan sistem imun mereka. Apabila fogging dilakukan secara rutin, maka ditakutkan nyamuk-nyamuk tersebut justru kebal terhadap asap fogging—khususnya nyamuk Aedes Aegypti.
“Nyamuk ‘kan sama seperti kita, dia juga punya sistem imun. Dia kalau sering terkena asap fogging malah nanti jadi kebal. Kita jadi semakin sulit mau membunuh nyamuk,” tutur dia.
Menurut Ira, cara mengatasi DBD paling efektif adalah melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan metode 3M Plus, yakni menguras, menutup, dan mengubur tempat-tempat yang berpotensi menjadi penampungan air.
Tempat penampungan air yang tampak bersih, seperti kaleng, ban, bahkan bak mandi sekalipun, jika tidak dikontrol akan menjadi sarang nyamuk yang berpotensi menjadi penyebab DBD.
Sebelumnya, Berdasarkan data Dinkes Provinsi Sumsel, per tanggal 6 November 2024 tercatat ada sebanyak 5.243 kasus DBD.
Jumlah ini meningkat dua kali lipat lebih dari tahun 2023, yang mana pada tahun tersebut tercatat ada 2.462 kasus yang tersebar di 17 kabupaten/kota di Provinsi Sumsel. Secara nasional, Provinsi Sumsel menempati urutan 10 besar daerah yang terjangkit DBD terbanyak. (*)