KETIK, HALMAHERA SELATAN – Sejarah dan perempuan menjadi faktor serta bagian penting yang harus tetap dijunjung tinggi oleh setiap pemimpin dalam melaksanakan pembangunan masyarakat Halmahera Selatan (Halsel) yang berbasis kultural.
Ide dan gagasan ini diumumkan pasangan calon (paslon) Bupati dan Wakil Bupati Halmahera Selatan Hasan Ali Bassam Kasuba dan Helmi Umar Muchsin (Bassam-Helmi) saat berkampanye di Desa Mandaong Kecamatan Bacan Selatan pada Selasa, 19 November 2024.
Cawabup Helmi Umar Muchsin dalam orasinya menyampaikan, sejarah akan terus menjadi permata mulia yang harus secara kontinyu diwariskan kepada generasi kekinian.
Tidak hanya menjadi cerita dan pengetahuan belaka, namun harus diimplementasikan sebagai karya nyata dalam membangun Halmahera Selatan yang lebih berkarakter dengan segala adat dan budaya yang dimiliki Bumi Saruma.
Dalam upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat mengelola diri dengan memanfaatkan kebudayaan lokal sebagai modal, Helmi memberi spirit sekaligus program pemberdayaan akan hal tersebut dengan tujuan untuk memperkuat ikatan sosial masyarakat dan melestarikan budaya lokal.
"Sejarah adalah jati diri. Pelestarian sejarah bukan karena sekadar cerita. Namun nilai yang kita miliki sebagai masyarakat adat yang mempunyai sejarah panjang tentang Kesultanan Bacan harus dibuktikan dalam ide dan gagasan yang dinyatakan dalam suatu karya untuk kemaslahatan masyarakat di Bumi Saruma," ungkap Helmi.
Bahkan dalam menghargai sejarah Kesultanan Bacan, Helmi mengutarakan, puteri dari salah satu Sultan Bacan (Princes Kasiruta/Boki Fatimah/istri dari Tirto Adhi Soerjo) menjadi kewajiban untuk diperjuangkan menjadi pahlawan nasional sebagai relevansi sejarah dunia pers di Indonesia.
Sementara Cabup Bassam Kasuba saat berorasi mengemukakan keterlibatan kaum hawa dalam politik. Bagi Bassam, mengedepankan perempuan adalah tata kelola yang menjadi pembelajaran kehidupan sehari-hari.
Sebagaimana yang telah dibuktikan paslon nomor urut 3 Bassam dan Helmi yang selalu didampingi istri dalam setiap kampanye yang telah mencapai 223 desa dari total 249 desa di Halsel.
"Kenapa Bassam-Helmi selalu didampingi istri dalam setiap kampanye? Karena istri akan lebih tau akan kebutuhan ibu-ibu dan emak-emak di Halsel. Istri mewakili kaum perempuan dalam melaksanakan pembangunan untuk senyum Halsel," ujar Bassam.
Secara eksplisit Bassam menjelaskan, perempuan dan laki-laki dalam dunia politik menempati porsi yang sama, yaitu sama sederajat sebagai pemilih maupun yang dipilih dalam demokrasi kekinian.
Hal ini disampikan Bassam sebagai wujud kasih sayang terhadap perempuan. Sekaligus sebagai pesan mendalam akan kasih sayang terhadap sesama walau berbeda pilihan, berbeda suku, maupun berbeda persepsi.
"Sebagai laki-laki harus benar-benar menghargai perempuan. Karena walau bagaimanapun kita dilahirkan dari rahim seorang Ibu. Untuk itu sesama manusia, baik dia laki-laki maupun perempuan, meski berbeda suku, berbeda, agama, berbeda pilihan, berbeda pikiran, tapi kasih sayang dan silaturahmi harus tetap kita junjung tinggi," tandas Bassam.
Diketahui dalam kepemimpinan Bassam Kasuba, telah melakukan revitalisasi Bahasa Makian Dalam. Bassam-Helmi dengan Senyum-Humanis bakal merevitalisasi sejarah Kesultanan Bacan untuk keperluan pendidikan di tiap bangku sekolah di Halsel.(*)